VipbandarQ Loung
Penyebab lumpur lapindo menurut para ahli ada banyak versi. Bahkan seperti dikutip dari laman resmi Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada, penyebab lumpur lapindo menurut para ahli masih jadi perdebatan.
Perdebatan tidak hanya terjadi di antara para ahli di Indonesia saja, melainkan juga terjadi di antara para ahli geologi di dunia.
Penyebab lumpur Lapindo menurut para ahli, seperti diungkapkan Davies dkk, dikutip dari sumber yang sama, semburan lumpur disebabkan oleh aktivitas pengeboran gas oleh Lapindo Brantas Inc.
Artinya, ada kesalahan teknik eksplorasi gas sumur Banjar Panji-1 yang terletak 150 meter dari pusat semburan dianggap sebagai penyebab utama.
Sementara itu ada pandangan lain mengenai penyebab lumpur Lapindo menurut para ahli, seperti yang diungkapkan Mazzini dkk. Pandangan ini menyatakan bahwa semburan lumpur merupakan bencana alam yang dipengaruhi oleh gempa bumi berkekuatan 6,2 skala richter yang terjadi 2 hari sebelumnya di Bantul.
Fenomena Lumpur Lapindo
Pada tanggal 29 Mei 2006, 19 desa di Kecamatan Porong, Tanggulangin, dan Jabon tergenang lumpur. Akibat peristiwa tersebut 11.241 bangunan terkubur dan 39.700 jiwa direlokasi, dengan kerugian ekonomi lebih dari 2,7 miliar dolar.
Tragedi semburan lumpur Lapindo ini diikuti oleh ledakan-ledakan di sebagian rumah warga sekitar. Lumpur tersebut menyembur setinggi 8 meter dari permukaan tanah dan memiliki suhu hingga 60 derajat Celcius. Semburan lumpur tersebut diperkirakan mengeluarkan lumpur mencapai 100 ribu meter kubik per hari.
Dalam artikelnya berjudul “Aspek Politis Lumpur Lapindo Sidoarjo Tahun 2006-2014,” Amilina Rojiba menyebutkan bahwa kegiatan pengeboran minyak dan gas yang dilakukan oleh PT Lapindo Brantas merupakan kegiatan survei sistemik dan eksplorasi.
Kegiatan tersebut merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan karena sifat cadangan minyak dan gas bumi yang berada di perut bumi tidak dapat ditentukan lokasinya secara pasti.
Sampai pada bulan November 2006 semburan lumpur telah menutupi sekitar 250 hektar tanah, termasuk tujuh desa, sawah, perkebunan tebu, saluran irigasi dan mengganggu jalur transportasi. Yang jelas, fenomena ini telah merugikan banyak orang yang tinggal di Kecamatan Porong, Sidoarjo, Jawa Timur.
Penyebab Lumpur Lapindo Menurut Para Ahli
Ada banyak teori mengenai penyebab lumpur lapindo menurut para ahli. Namun yang pasti, fenomena lumpur lapindo merupakan salah satu bentuk hasil proses struktural gunung api lumpur (mud volcano). Mud volcano adalah bentukan ekstrusif erupsi lumpur dengan kandungan air dan gas metan yang tinggi.
Menurut Milkov (2000), mud di apirs dan mud volcano terbentuk pada cekungan elional yang di pengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Tingginya aktivitas tektonik (tekanan struktur geologi dan kegempaan)
b. Sedimen muda dan tebal yang terdeposisi secara cepat,
c. Sedimen memiliki kandungan air yang relatif tinggi,
d. Adanya lapisan plastis di bawah permukaan,
e. Adanya tekanan fluida dan sedimen yang tidak terkompaksi sempurna,
f. Tingginya potensi gas dan hidrokarbon,
g. Tingginya gradien geotermal
Itu adalah faktor yang mempengaruhi terjadinya semburan lumpur Lapindo di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur. Sampai saat ini muncul banyak teori mengenai penyebab lumpur Lapindo menurut para ahli.
Menurut Rojiba (2016), secara umum ada dua pandangan mengenai penyebab lumpur Lapindo menurut para ahli. Yang pertama, penyebab lumpur lapindo menurut para ahli adalah akibat dari kesalahan dalam pengeboran. Yang kedua, penyebab lumpur lapindo menurut para ahli adalah faktor bencana alam.
Kesalahan Pengeboran
Penyebab lumpur Lapindo menurut para ahli di ungkapkan oleh Davies, d kk., yang berpendapat bahwa semburan lumpur Lapindo di Sidoarjo di sebabkan oleh kesalahan teknis dalam pengeboran.
Penyebab lumpur Lapindo menurut para ahli adalah kesalahan saat proses pengeboran. Hal ini juga di tunjukkan Rojaba, yang mengatakan bahwa PT Lapindo Brantas melakukan pengeboran sumur selama 3 bulan pada Panji-1 yang terletak di desa Renokenongo, Porong, Sidoarjo. Pengeboran di lakukan dengan tujuan untuk mencapai kedalaman 10.300 kaki. Ketika mencapai kedalaman 9.297 kaki, terjadilah peristiwa ledakan lumpur yang pertama kali.
Rencananya pengeboran di lakukan dengan target formasi Kujung, namun di lokasi tempat pengeboran tidak terdapat formasi Kujung. Selain itu, ketika pengeboran berlangsung lubang sumur tidak dip asangi casing, sehingga fluida yang mendapat tekanan naik ke atas dan mengakibatkan semburan lumpur.
Parahnya lagi, fluida ini berusaha mencari jalan lain untuk keluar karena pada lubang sumur sudah di tutup. Semburan fluida tersebut kemudian keluar dari beberapa tempat di area sekitar sumur seperti sawah dan rawa.
Sementara itu, berdasarkan dokumen rapat teknis PT Lapindo Brantas dan rekanan pada 18 Mei 2006, saat pengeboran mencapai 8.500 kaki PT Medco Energi sebagai induk perusahaan Lapindo telah memperingatkan agar operator pengeboran segera memasang selubung pengaman (casing).
Pada pengeboran yang sudah mencapai kedalaman 9.297 kaki belum di pasangi casing sebagai prosedur baku pengeboran. Casing hanya di pasang sampai kedalaman 3.580 kaki, sisanya di biarkan bekerja tanpa casing.
Jika mengacu pada teori ini, di mana penyebab lumpur Lapindo menurut para ahli adalah akibat dari kesalahan dalam teknik pengeboran, makan PT Lapindo Brantas tentu menjadi pihak yang bertanggung jawab atas kejadian ini.
Faktor Bencana Alam
Sementara itu, pandangan lain mengenai penyebab lumpur Lapindo menurut para ahli. Hal itu di wakili oleh pernyataan Mazzini dkk., yang menyatakan bahwa semburan lumpur Lapindo merupakan salah satu bentuk bencana alam yang di pengaruhi oleh gempa bumi berkekuatan 6,2 skala richter yang terjadi 2 hari sebelumnya di Bantul.
Klaim bahwa semburan lumpur di sebabkan oleh faktor gempa yang terjadi sebelumnya di katakan oleh relation and security managerPT Lapindo Brantas Budi Susanto. Dia mengatakan bahwa sebelum terjadi semburan lumpur, telah terjadi gempa bumi yang pusatnya berada di Yogyakarta. Meski demikian, getaran gempa bumi tersebut sampai di Sidoarjo.
Klaim tersebut di perkuat oleh Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Syamsul Mappareppa yang mengatakan bahwa blow out terjadi karena adanya gesekan tanah yang di akibatkan oleh gempa dan bukan akibat dari pengeboran minyak.
Klaim Faktor Bencana Dibantah
Namun klaim tersebut di bantah oleh para ahli geologi, termasuk Ketua Pusat Studi Bencana LPPM Institut Teknologi Surabaya (ITS) Ir. Amien Widodo MT. Menurut pandangannya, jika memang karena gempa, semburan bisa terjadi jika gempa bumi terjadi di Porong dan sekitarnya mencapai 6 SR. Kenyataannya, efek gempa yang mencapai Porong dan sekitarnya hanya tinggal sekitar 2,2 SR.
Terlepas dari perbedaan pandangan mengenai penyebab lumpur lapindo menurut para ahli, fenomena tersebut masih dapat dia nalisis secara sangat luas dari berbagai sudut pandang kebencanaan, alam, sosial, politik, maupun ekonomi.
VIpbandarQ Register
BINGUNG MAU DEPOSIT TAPI ATM JAUH ?
MANFAATKAN E-WALLET ATAU PULSAMU SEKARANG JUGA !
DEPOSIT MUDAH DAN NYAMAN TANPA RIBET
HANYA DI VIPBANDARQ, GABUNG SEKARANG JUGA !
MENERIMA DEPOSIT SELURUH BANK YANG ADA DI INDONESIA !
📱 VIA PULSA TELKOMSEL & XL POTONGAN TERMURAH !
📞 WA : +855963992014 /bit.ly/vipsuper8aa