BERITA UNIK

Kisah Legendaris dari “Historia”, Apakah Akurat secara Historis?

VipBandarQ Lounge Sebagai Bapak Sejarah, Herodotus telah menerbitkan sebuah buku sejarah pertama yang berjudul Historia. Sebagai Bapak Sejarah, Herodotus dari beliaulah kita mendapatkan kata “history“. Namun, dia juga sering disebut sebagai “Bapak Kebohongan” karena berbagai kisah ahistoris yang ada di dalam karyanya.

Sebagai Bapak Sejarah, Herodotus dia menemukan sebuah kisah yang menurutnya akan menarik audiensnya, maka dia akan memasukkannya ke dalam karyanya, Sebagai Bapak Sejarah, Herodotus tidak peduli kalau sumbernya kurang jelas atau hanya karangan belaka. Terlepas dari kredibilitas sumber Historia yang masih dipertanyakan,Sebagai Bapak Sejarah, Herodotus membuat artikel ini akan membahas beberapa kisah yang cukup menarik untuk kalian baca. Berikut daftarnya.

Cinta segitiga yang berujung pada kudeta

Ada tiga tokoh utama dalam kisah ini, yaitu Raja Candaules dari Lydia; istrinya, Nyssia; dan pengawalnya, Gyges. Herodotus menggambarkan Candaules sebagai sosok pria yang sangat “bangga” dengan kecantikan istrinya. Entah ia memiliki fetish seperti troilisme atau tidak, Candaules selalu mencoba memamerkan istrinya kepada Gyges.

Ketika sedang menceritakan kecantikan dan kemolekan istrinya, Candaules pun berkata pada Gyges, “Sepertinya kamu tidak percaya ketika aku memberitahumu betapa cantiknya istriku. Nah, pria lebih percaya pada matanya daripada telinganya. Jadi lakukan seperti yang aku katakan; kamu harus melihatnya telanjang bulat.”

Gyges sendiri awalnya menolak permintaan Candaules, tetapi sang raja bersikeras kalau dia harus bersembunyi di kamar ratu. Gyges akhirnya melakukan apa yang diperintahkan oleh sang raja dan melihat ratu yang sedang telanjang bulat.

Marah atas tindakan suaminya, Nyssia pun memberi Gyges dua pilihan: bunuh sang raja atau bunuh dirinya sendiri. Tentu saja, itu adalah pilihan yang cukup mudah bagi Gyges. Ia pun langsung membunuh Candaules, menikahi sang ratu dan naik takhta sebagai pendiri dinasti Marmnad dari Kerajaan Lydia.

Raja Croesus dan peramal dari Delphi

Croesus adalah keturunan Gyges, seorang raja yang bertakhta di Lydia. Peran Croesus sangat penting bagi sejarah, karena sebelum Persia bisa menyerang daratan Yunani, mereka harus menaklukkan Lydia terlebih dahulu. Pada saat itu, Croesus mendapat kabar kalau Persia akan datang, tetapi dia tidak tahu harus berbuat apa. VipBandarQ

Dia pun pergi ke seorang oracle (peramal) untuk meminta nasehat dari para dewa. Croesus pun mengirim utusannya ke beberapa peramal berbeda dan menanyakan semua hal yang sama kepada mereka: “Apa yang sedang dilakukan Raja Croesus sekarang?”

Melansir dari Ancient History Encyclopedia, pada saat itu Croesus sedang memasak seekor kura-kura dan domba dalam panci perunggu. Hanya satu peramal, yaitu peramal dari Delphi yang menjawabnya dengan tepat. Jadi, Croesus pun bertanya apakah dia harus berperang dengan Persia atau tidak.

Peramal itu pun memberikan tanggapan lewat utusan Croesus, “Jika Croesus pergi berperang, dia akan menghancurkan sebuah kerajaan besar.” Croesus menganggap ini sebagai sebuah pertanda baik dan pergi berperang. Sayangnya, pasukan Lydia justru dihancurkan oleh Persia. Ramalan itu pun terbukti: sebuah kerajaan besar telah dihancurkan.

Polycrates dan cincinnya

Polycrates adalah seorang tiran yang memerintah di pulau Samos. Ia dikenal sebagai seorang jenderal militer yang kuat. Namun di dunia kuno, tidak ada yang bertahan selamanya. Pada masa pemerintahannya, Firaun Mesir, Amasis, memperingatkan Polycrates kalau keberuntungannya akan segera hilang.

Mengutip dari Britannica, Amasis menyarankan agar Polycrates membuang barang yang paling dicintainya ke laut. Polycrates pun mengikuti nasihat ini. Ia mengambil cincin zamrud dari jarinya dan melemparkannya ke laut.

Beberapa hari kemudian, seorang nelayan menangkap ikan yang sangat besar. Dia memberikannya kepada Polycrates sebagai hadiah. Namun ketika para juru masak istana memotong ikan tersebut, mereka menemukan cincin Polycrates di dalam perutnya. 

Maukah kalian memakan mayat orang tua kalian?

Orang Yunani kuno sangat menyukai filsafat. Mereka sangat lekat dengan hukum alam (fisis) dan konvensi sosial (nomos). Oleh karena itu, mereka selalu memperdebatkan hukum universal yang menyebutkan kalau pembunuhan itu salah. Dalam Historia, Herodotus memberikan contohnya lewat raja Persia, Darius, yang melakukan eksperimen filosofis.

Pada saat itu, Darius mengundang banyak orang Yunani ke istananya dan mengajukan sebuah pertanyaan yang mengejutkan: “Berapa harta yang kalian inginkan sebagai imbalan jika kalian berani memakan mayat ayah kalian sendiri?”

Semua orang Yunani di ruangan itu pun tercengang. Menurut mereka, tindakan itu adalah sebuah kejahatan, dan tidak ada harta di dunia ini yang sepadan untuk menebusnya. 

Darius pun mengangguk. Ia kemudian bertanya kepada beberapa orang India yang juga hadir di sana: “Apa yang kalian perlukan supaya tidak memakan tubuh ayah kalian sendiri dan membakarnya?” Sama seperti orang Yunani, orang-orang India juga langsung merasa ngeri. Bagi mereka, tidak memakan mayat ayah mereka sendiri adalah sebuah kejahatan.

Darius menuntut upeti

Darius tidak hanya duduk-duduk dan menanyakan masalah filosofis. Pada saat itu, ia juga menuntut agar semua polis di Yunani tunduk pada otoritasnya. Darius pun meminta hadiah berupa tanah dan air (simbol dari “tanah air”) sebagai bukti loyalitas kepadanya. VipBandarQ

Athena dan Sparta, bagaimanapun, tidak menuruti Darius.

Sparta bahkan lebih “terus terang” dengan melempar para utusan Persia ke dalam sebuah sumur, lalu mengatakan kalau mereka akan menemukan air di sana.

Assassin pria yang menyamar sebagai wanita penghibur

Dia bahkan mengadakan pesta besar untuk tamunya.

Melihat hal ini, putra Raja Amyntas, Alexander (bukan Agung), sangat marah. Dia pun meminta agar ayahnya tidur duluan dan menggantikan tugas ayahmya. Alexander kemudian memberi tahu para utusan itu kalau mereka bisa tidur dengan wanita mana pun yang mereka pilih, tetapi meminta untuk menunggu sebentar lagi.

Alexander pun mengumpulkan semua pria tak berjanggut lalu mendandani mereka sebagai wanita. Setelahnya, ia memberi mereka belati. Ketika para utusan Persia mulai membelai “wanita” yang menemani mereka, semua assassin itu langsung menggorok semua orang Persia yang ada di sana.

Raja yang mencambuk laut

Meskipun memimpin salah satu kekaisaran terbesar dalam sejarah dunia, Darius selalu gagal menaklukkan Yunani. Ketika putra Darius, Xerxes, naik takhta, dia pun memutuskan untuk menyelesaikan pekerjaan ayahnya. 

Mengutip dari Herodotus: Xerxes Invades Greece, from The Histories, Xerxes pun memerintahkan pasukannya untuk membuat jembatan untuk melewati Hellespont, sebuah celah sempit yang memisahkan benua Eropa dan Asia.

Namun ketika para tentara Persia akan melewatinya, badai datang dan menghancurkan jembatan tersebut.

Sebagai Bapak Sejarah

Pertempuran Thermopylae

Menurut kalian, dari mana Frank Miller mendapatkan inspirasi untuk membuah cerita 300?

Orang-orang Sparta tahu kalau sebagian besar dari mereka akan mati, tetapi mereka tetap maju dan melawan pasukan Persia sampai akhir. Xerxes menunggu, mengira pasukan Sparta akan ketakutan dan melarikan diri, walau nyatanya tidak.

Xerxes terus mengirimkan pasukannya yang luar biasa tetapi harus menyaksikan mereka kalah lagi dan lagi. Dia merasa sangat bingung sampai seorang penduduk setempat memberi tahu orang-orang Persia tentang jalan rahasia di atas pegunungan yang dapat membawa mereka untuk “membelakangi” pasukan Sparta.

Sparta mengetahui kalau mereka akan kalah dan sudah sepantasnya mereka melarikan diri. Sebaliknya, mereka tetap melawan pasukan Persia dan berjuang sampai akhir agar para sekutunya bisa melarikan diri.

cs

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *