BERITA UNIK

Perawat Laki-Laki Ini Kerap Menangis

VIPBANDARQ-Menjadi perawat tidak hanya membantu Shah untuk mengekspresikan emosinya, namun juga untuk mengendalikannya. Perawat Laki-Laki Ini Kerap Menangis

Mungkin sering kita dengar istilah laki-laki tidak boleh menangis. Padahal seorang laki-laki juga memiliki emosi untuk bersedih dan menangis Perawat Laki-Laki Ini Kerap Menangis

Stigma ini sering kali muncul di masyarakat, namun tidak menurut Muhammad Shah, seorang perawat laki-laki yang bekerja di Assisi Hospice. 

sehari-hari Shah harus merawat pasien yang sakitnya sudah cukup parah. Ia telah berpengalaman sebagai perawat selama satu dekade.

Namun, ternyata ia masih sering menemukan pasien yang tidak ingin dirawat olehnya. Misalnya, seorang pasien biasanya lebih memilih digantikan pampers oleh perawat wanita.

“ Jadi saya akan memberitahu mereka bahwa saya adalah seorang perawat dan menunjukkan izin saya kepada mereka. Tetapi beberapa dari mereka bersikeras pada seorang perawat wanita,” katanya kepada AsiaOne.

Karena itu, untuk memastikan pasiennya merasa nyaman ia selalu memastikan dan bertanya sebelumnya apakah pasien itu setuju untuk dirawat olehnya.

Meski begitu, Shah tidak merasa dirugikan dengan rekan perawat wanitanya. Pasalnya, menjadi laki-laki terkadang juga membantu saat menghadapi kerabat pasien yang sulit.

Ia mengingat, pernah mengalami kejadian saat anggota keluarga pasien tiba-tiba menjadi agresif dengan rekannya karena menolak untuk memberikan air panas.

“ (Kerabat) mulai menuding rekan saya, dan jarinya ada di wajah rekan saya. Jika saya tidak melangkah, saya pikir dia akan meninju rekan saya,” ungkapnya.

Melihatnya, Shah langsung mendorong rekannya keluar dan memegang tangan keluarga pasien. Kemudian, ia meminta mereka untuk berbicara kepadanya dengan  baik-baik.

Ia mengatakan, bersikap bijaksana kepada keluarga pasien yang mungkin sedang marah, dan menjadi seorang perawat telah mengajarkannya bahwa tidak ada yang salah untuk menunjukkan emosi, bahkan di tempat kerja.

Selain itu, ia juga bercerita tentang percakapan sedihnya saat ia sedang merawat pasien wanita yang mengatakan kepadanya sudah siap untuk mati.

Mendengar itu, pria berusia 34 tahun ini berpikir bahwa pasiennya sedang bingung dan menyuruhnya untuk menunggu dokter.

‘Saya tidak bingung, saya tidak bingung orang gila (orang gila),” kata sang pasien sambil menoleh ke arahnya. 

Tiga hari kemudian, ia kembali bekerja dan menemukan bahwa kondisi pasien itu sudah memburuk dan hanya dapat berbaring di tempat tidur.  Saat itu, Shah masih mengingat waktu pasien itu menggenggam tangannya dan berbicara tentang hidupnya.

” Setelah saya pergi, keesokan harinya dia meninggal. Saya pikir dia menunggu (untuk melihat saya) sebelum dia pergi,” tutur Shah.

Shah kerap menunjukkan perasaannya di depan pasien.

” Saya belajar (selama pelatihan saya) bahwa tidak apa-apa menunjukkan emosi Anda kepada pasien. Tapi jangan bawa pulang, karena itu akan mempengaruhi cara Anda merawat pasien lain,” kata Shah.

” Laki-laki memang menangis,” tambahnya.

Menjadi perawat tidak hanya membantu Shah untuk mengekspresikan emosinya, namun juga untuk mengendalikannya.

” Keperawatan telah membantu saya untuk tetap tenang, membantu saya menjadi lebih rileks saat berkomunikasi (dengan orang lain).” jelasnya.

Shah mengaku, pada masa mudanya ia adalah orang yang pemarah. Namun setelah mengikuti kursus komunikasi sebagai bagian dari kurikulum kerjanya, ia menjadi belajar untuk menjadi lebih rasional.

” Sekarang saya menggunakan otak saya lebih dari emosi saya. Jika saya pemarah dan kerabat pasien juga pemarah, itu tidak akan menyelesaikan apa pun. Jika saya tidak dapat menangani situasi ini, saya akan pergi begitu saja,” pungkasnya.

Perawat Laki-Laki Ini Kerap Menangis
cs

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *