BERITA KESEHATAN BERITA UNIK TIPS & TRICK

Miskonsepsi Terbesar tentang Tubuh Perempuan

Miskonsepsi Terbesar tentang Tubuh Perempuan VipbandarQ Lounge – Hingga sekarang, perempuan masih harus berhadapan dengan anggapan keliru nan konyol tentang tubuh mereka. Entah karena isu seksisme, agama, atau sekarang kurang dibekali pengetahuan yang cukup.

Sepanjang sejarah, wanita harus berhadapan dengan anggapan keliru nan konyol tentang tubuh mereka karena isu seksisme, fanatisme agama, kurang dibekali pengetahuan yang cukup, atau salah paham (miskonsepsi).

Anehnya, sebagian besar miskonsepsi masih bertahan. Untuk lebih jelasnya dan supaya tak lagi salah paham, mari ketahui tujuh miskonsepsi terbesar tentang tubuh perempuan di bawah ini

Mitos menstruasi

Miskonsepsi Terbesar tentang Tubuh Perempuan

Di era modern, kita tahu kalau menstruasi adalah proses biologis yang normal. Namun, ada masanya ketika menstruasi dipandang sebagai sebuah proses mistis. Salah satunya adalah kepercayaan yang menyebut kalau tujuan utama menstruasi adalah untuk menjaga tubuh perempuan tetap sehat dengan cara mengeluarkan “darah busuk” dari tubuhnya.

Sebagaimana tertulis dalam buku “The Oxford Encyclopedia of Women in World History” karya Bonnie G. Smith, para pendukung kepercayaan ini berpendapat kalau darah tersebut beracun dan dapat mencemari makanan atau benda yang tersentuh olehnya. 

Juga, sudah menjadi pandangan umum pada masa lampau kalau seorang laki-laki dilarang menghamili perempuan yang sedang haid, karena ditakutkan keturunan yang akan dihasilkan nanti akan berubah bentuk menjadi darah.

Di sisi lain, Galen—salah satu dokter Yunani kuno terkemuka—menyebarkan gagasan kalau darah menstruasi dapat menutrisi janin selama masa kehamilan, dan akan berubah menjadi ASI setelah bayi lahir ke dunia.

Miskonsepsi Terbesar tentang Tubuh Perempuan

Klitoris dapat berubah menjadi penis

Kamu mungkin pernah membaca atau mendengar tentang teori dari Hippocrates yang menyebutkan kalau rahim dapat berkeliaran di dalam tubuh perempuan (wandering womb). Namun, pernahkah kalian mendengar tentang klitoris yang dapat digunakan sebagai penis?

Ya, kamu nggak salah baca.

Di masa lampau, orang-orang Yunani kuno berpikir kalau perempuan yang memiliki klitoris berukuran besar bisa menggunakannya sebagai “penis” untuk melakukan penetrasi saat berhubungan seksual.

Bahkan, kepercayaan tersebut terbawa sampai abad ke-19, tepatnya ketika dokter Amerika dan Eropa juga memasukkannya ke dalam studi lesbianisme mereka.

Dalam kasus ini, salah satu orang yang paling vokal dalam menggembar-gemborkan keberadaan “penis perempuan” adalah inkuisitor asal Italia yang hidup pada abad ke-17, Ludovico Sinistrari.

Mengutip dari buku “In the Company of Demons”, Sinistrari adalah seorang imam dan penulis dengan spesialisasi demonologi dan dosa-dosa seksual. Dia sendiri menyatakan kalau perempuan yang dipenuhi oleh nafsu berahi dapat memperbesar klitoris mereka dan mengubah dirinya menjadi seorang pria.

Pendidikan dapat melemahkan rahim 

Miskonsepsi Terbesar tentang Tubuh Perempuan

Duh, apa lagi ini?!

VipbandarQ Lounge – Pada tahun 1873, seorang dokter dan mantan profesor Harvard Medical School, Edward Clarke, mencetuskan sebuah gagasan mengapa perempuan tidak boleh mendapatkan pendidikan dalam bukunya, “Sex In Education; Or, A Fair Chance For The Girls”. 

Dalam bukunya, Clarke menegaskan kalau perempuan ditakdirkan untuk merawat “penerus” umat manusia. Maka dari itu, pendidikan dianggap tidak penting. Lebih lanjut, dia juga menjelaskan kalau kemampuan otak perempuan lebih rendah daripada otak pria, sehingga perempuan tidak layak untuk mendapatkan pendidikan yang tinggi.

Clarke juga mengingatkan kalau perempuan yang memaksakan diri untuk mengenyam pendidikan lebih berisiko untuk mengalami kerusakan di organ reproduksinya, terutama saat sedang haid.

Untuk sementara waktu, teori Clarke menjadi topik hangat yang terus diperdebatkan, di mana bukunya sering digunakan sebagai “kitab suci” oleh para aktivis yang menentang pendidikan di kalangan perempuan.

Perlahan, teori tersebut memudar ketika banyak perempuan yang masuk dan lulus dari perguruan tinggi atau universitas ternama.

Baca juga : Transformasi Controller PlayStation dulu sampai sekarang

Gagasan Aristoteles tentang tubuh perempuan

Walau dikenal sebagai salah satu filsuf terhebat sepanjang masa, nyatanya Aristoteles sempat memberikan gagasan “ngawur” tentang tubuh perempuan. Dia percaya kalau perempuan adalah “pria cacat dengan alat kelamin yang tidak timbul ke luar tubuh mereka.” Wow 

Menurutnya, hal tersebut terjadi karena mereka kekurangan “panas” yang diperlukan, sehingga tidak dapat membentuk tubuh pria yang sempurna.

Lebih lanjut, Aristoteles juga bilang kalau perempuan memiliki lebih sedikit gigi dan jahitan tengkorak ketimbang laki-laki. Dia juga menjadikan semua inferioritas tubuh perempuan sebagai pembenaran atas dominasi laki-laki dalam semua aspek kehidupan.

Payudara dapat dijadikan sebagai pelindung dada

Miskonsepsi Terbesar tentang Tubuh Perempuan

Dalam sebuah surat yang ia tulis kepada Raja Prancis pada abad ke-14, tabib kerajaan Henri de Mondeville memberikan tiga alasan spesifik untuk menjelaskan posisi payudara perempuan. Dilansir The Guardian, menurutnya payudara terletak di dada perempuan agar lebih mudah terlihat oleh laki-laki.

Selanjutnya, payudara dikatakan dekat dengan jantung, sehingga mereka dapat saling menguatkan dan menghangatkan satu sama lain. Terakhir, de Mondeville juga menyatakan kalau payudara perempuan, terutama yang berukuran besar, dapat menjaga dada mereka agar tetap hangat dan berfungsi sebagai beban untuk membantu mengencangkan perut perempuan. 

Pada tahun 1840, dokter asal Inggris, Astley Cooper, mengklaim kalau payudara yang besar sangat menguntungkan perempuan dari kalangan masyarakat bawah. Menurut Cooper, payudara yang besar dapat membantu perempuan untuk menahan pukulan yang diarahkan ke dada mereka.

Vagina horizontal

Sejujurnya, tidak ada yang tahu pasti kapan mitos ini muncul, khususnya yang menyebutkan kalau perempuan Asia Timur—Tiongkok, Jepang, dan Korea—memiliki vagina horizontal.

Dalam buku berjudul “A New Significance”, salah satu kisah yang paling awal diketahui tercatat pada tahun 1816, ketika naturalis asal Prancis, George Cuvier, berteori kalau alat kelamin perempuan berbeda-beda, yang mana vagina milik perempuan Tiongkok berbentuk horizontal.

Korban pemerkosaan tidak akan hamil

Miskonsepsi Terbesar tentang Tubuh Perempuan

Dengan logika itu, perempuan yang menjadi korban pemerkosaan dianggap tidak mampu menghasilkan “benih” ini, dan karenanya tidak bisa hamil. Teori Galen pun tertanam kuat hingga beberapa periode setelahnya.

Singkatnya, sistem hukum tersebut melihat korban pemerkosaan yang hamil sebagai perempuan yang bersedia untuk melakukan hubungan seks. Konyolnya, sampai hari ini teori Galen masih memiliki banyak pendukung, di mana korban pemerkosaan justru disalahkan. Dalam kasus ini, perempuan yang jadi korban perkosaan dianggap menikmati pemerkosaan tersebut. Wah, kalau ini, sih, memang masih banyak dialami perempuan di berbagai belahan dunia, termasuk di Tanah Air https://vipsuper88.net/

Nah, itulah tujuh miskonsepsi terbesar—yang bikin geram—tentang tubuh perempuan dalam sejarah. Bahkan, sampai saat ini, beberapa gagasan di atas masih tumbuh subur di sekitar kita.

Semoga saja dengan meningkatkan literasi dan pemahaman akan seks dan tubuh perempuan, kita dapat mengurangi, bahkan menghapuskan semua miskonsepsi tersebut.

cs

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *