BERITA KESEHATAN

Ini 3 Penjelasan Ilmiahnya Rasakan Sakit Saat Baca Berita Penyakit

Ini 3 Penjelasan Ilmiahnya Rasakan Sakit Saat Baca Berita Penyakit

VIPBandarQLounge – Ini 3 Penjelasan Ilmiahnya Rasakan Sakit Saat Baca Berita Penyakit. Kabar wabah pandemik, Corona Covid-19, hingga kini masih memenuhi kabar berita di Indonesia. Baik melalui media cetak, media sosial hingga tayangan berita di televisi. Mewabahnya virus yang berasal dari Kota Wuhan tersebut memang menjadi pusat perhatian dunia saat ini.

Banyak media yang selalu memberikan kabar terupdate soal Corona Covid-19. Dengan menonton dan membaca kabar soal virus Corona Covid-19 ini, diharapkan masyarakat mendapatkan informasi terbaru.

Namun pernahkah kamu tiba-tiba merasakan tak enak badan setelah menonton atau membaca berita soal virus Corona Covid-19? Mendadak tubuhmu merasa demam dan meriang, sesak napas hingga merasakan tenggorokan kering.

Apalagi disaat kamu usai membaca hal tersebut, pikiranmu langsung menyimpulkan jika kamu sedang merasakan gejala virus tersebut. Sebelum menyimpulkan hal itu, ternyata ada penjelasan ilmiah mengapa kamu bisa merasakan hal demikian.

Berikut ini 3 penjelasan ilmiah mengapa tubuhmu mendadak merespons secara tiba-tiba usai membaca berita soal penyakit, dirangkum dari berbagai sumber oleh PokerOnline

1. Bentuk Reaksi Kecemasan

Rasakan Gejala Sakit Saat Baca Berita Penyakit, Ini 3 Penjelasan Ilmiahnya

Menurut dr. Andri, SpKJ,FACLP, melalui akun Twitternya @mbahndi menjelaskan jika hal tersebut merupakan hal yang wajar. Dokter Andri merupakan dokter Psikiater atau Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa yang bergabung dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia, The American Psychosomatic Society (APS) dan The Academy of Psychosomatic Medicine (APM).

Dalam cuitannya yang ia tulis pada Senin (22/3/2020) lalu, ia menjelaskan mengapa seseorang bisa merasakan gatal, nyeri dan sedikit meriang padahal suhu tubuhnya normal setelah membaca berita tentang gejala virus Corona Covid-19. Hal tersebut dikenal sebagai reaksi psikosomatis tubuh.

“Salah satu yg membuat reaksi ini bisa timbul adalah KECEMASAN kita yang dipicu oleh berita-berita yang terus menerus terkait #COVID19 ini. Amygdala atau pusat rasa cemas sekaligus memori kita jd terlalu aktif bekerja, akhirnya kadang dia tidak sanggup mengatasi kerja berat itu” tulisnya.

“Amygdala yang bekerja berlebihan tersebut juga mengaktifkan sistem saraf otonom secara berlebihan, kita jd selalu dalam kondisi FIGHT or FLIGHT atau siaga terus menerus. Ketidakseimbangan ini yg membuat gejala psikosomatik muncul sbg suatu reaksi untuk siap siaga menghadapi ancaman” lanjutnya.

2. Lebih Sering Dirasakan Wanita

Ini 3 Penjelasan

Melansir dari laman Metro, Dr. Martina Paglia dari The International Psychology Clinic menuturkan hal yang serupa. Hal yang dirasakan secara mendadak usai membaca gejala-gejala Corona Covid-19 merupakan bentuk kecemasan.

Dr. Paglia melanjutkan jika sangat mungkin banyak orang mengembangkan gejala yang mirip dengan virus Corona Covid-19, hanya karena kecemasan.

“Penelitian telah menunjukkan bahwa wanita lebih dari dua kali lebih mungkin menderita serangan kecemasan daripada pria,” kata Dr. Paglia.

Pikiran tidak dapat membedakan antara bahaya nyata dan yang dirasakan. Ketika merasa terancam dan rentan, adrenalin akan mengalir ke seluruh tubuh, menyebabkan peningkatan kecemasan dan sering memicu nyeri dada, sesak napas dan merasa terlalu panas.

3. Kepekaan

Ini 3 Penjelasan

Seseorang bisa mendadak merasakan gejala suatu penyakit setelah membacanya di berita memiliki kepekaan terhadap elektromagnetik.

Menurut Jane Timmons-Mitchell seorang profesor di departemen psikiatri di Fakultas Kedokteran Universitas Case Western Reserve menjelaskan jika hal normal seseorang merasa cemas.

Saat tiba-tiba merasakan gejala setelah membaca berita soal penyakit, seseorang itu harus sadar soal tubuh mereka. Hal tersebut merupakan bentuk kepekaan tubuh mereka. Maka penting bagi setiap orang untuk menyadari dengan betul kondisi tubuhnya masing-masing.

Kecemasan dapat menyebabkan stres, yang dapat menyebabkan reaksi fisik.

cs

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *