BERITA KESEHATAN

Cara Mencegah Dampak Kesehatan dari Kualitas Udara Buruk

Cara Mencegah Dampak Kesehatan dari Kualitas Udara Buruk

VIPBANDARQ – Cara Mencegah
Kesehatan terancam karena kualitas udara yang buruk. Polusi udara dapat menimbulkan beragam penyakit terutama yang berhubungan dengan sistem pernapasan.

Beragam penyakit terkait sistem respirasi seperti asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), hingga infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dapat terjadi ketika menghirup polusi udara. Dalam jangka panjang, polusi udara dapat menyebabkan berbagai penyakit termasuk kardiovaskular.

Kualitas udara di Jakarta masuk dalam kategori tidak sehat, berdasarkan situs monitor udara internasional Airvisual.com. Jakarta menjadi kota dengan kualitas udara terburuk kedua di dunia di bawah Kota Santiago, Chili.

1. Kurangi aktivitas luar ruangan

Spesialis paru, dr Erlang Samoedro menyarankan untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan. Semakin sering beraktivitas di luar ruangan, semakin besar pula paparan terhadap polusi udara.

Indeks kualitas udara di Jakarta mencapai 131 atau berstatus tidak sehat bagi kelompok orang yang sensitif. Beberapa kawasan seperti Jakarta Selatan dapat mencapai 153 atau berstatus tidak sehat untuk semua orang.

Kelompok yang sensitif terhadap polusi udara yakni anak-anak, orang tua, ibu hamil, dan orang dengan penyakit jantung atau paru-paru.

Jika memang harus beraktivitas di luar ruangan, gunakan penyaring udara atau pelindung seperti masker agar tidak terpapar langsung.

Cara Mencegah Dampak Kesehatan dari Kualitas Udara Buruk

2. Tutup akses udara luar
Saat berada di dalam ruangan seperti di rumah atau kantor, tutup akses udara luar dengan menutup jendela dan menutup pintu.
Cara ini dapat menjaga udara di dalam ruangan tidak terlalu banyak terpapar polusi.

3. Air purifier
Gunakan pula alat untuk membersihkan udara di ruangan seperti air purifier untuk menjaga udara yang dihirup tetap bersih dan bebas polusi.

4. Pengobatan
Jika mulai merasakan dampak kesehatan dari kualitas udara yang buruk seperti batuk, infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), hingga penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), segera cari pengobatan.

“Jika tidak terlalu parah bisa menggunakan obat-obatan yang dijual bebas. Jika masih berlanjut, sebaiknya langsung ke petugas kesehatan,” ucap Erlang yang praktik di RSUP Persahabatan.

cs

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *