VIPBandarQLounge – Waspada 4 Ancaman Penyakit yang Mengintai Lambung. Asam lambung merupakan senyawa disinfektan atau pembunuh kuman. Senyawa ini terdiri dari asam klorida, natrium krolida, dan kalium klorida. Ketiganya bersifat asam dan harus selalu diperhatikan kadarnya.
Jika membiarkan asam lambung naik, akan ada banyak bahaya yang mengintai. Bahaya membiarkan asam lambung naik muncul karena lendir dinding lambung lebih sedikit dari asamnya. Jika terus dibiarkan, maka akan menyebabkan dinding lambung terluka.
Termasuk menyebabkan komplikasi penyakit yang tidak terduga. Tentu saja hal ini jelas berbahaya. Oleh karena itu, kenali gejala saat asam lambung naik dan bahaya yang mengintainya. Beberapa gejala saat asam lambung muncul ialah penderita akan mengalami rasa sakit yang menjalar ke leher dan tenggorokan.
Termasuk, batuk kering, mengi, asma atau pneumonia, mual atau muntah, radang tenggorokan, kesulitan menelan, sakit dada, erosi gigi, dan bau mulut.
Agar terhindar, terapkan pola hidup sehat, rajin berolahraga, dan tidur cukup. Berikut PokerOnline ulas bahaya membiarkan asam lambung naik Waspada 4 Ancaman Penyakit yang Mengintai Lambung :
Striktur Kerongkongan (Esofagus)
Bahaya dari asam lambung kronis dapat menyebabkan terjadinya striktur kerongkongan. Struktur esofagus/kerongkongan menyebabkan rusaknya lapisan kerongkongan. Terutama disebabkan oleh iritasi peningkatan asam lambung.
Kerusakan akan berdampak pada pembentukan jaringan parut. Hingga membuat rongga kerongkongan menyempit. Striktur kerongkongan bukan pertanda dari kanker. Namun, akan tetap menimbulkan masalah kesehatan. Seperti sakit menelan, susah menelan, mudah tersedak, makanan tersangkut, dan seolah tersumbat di kerongkongan.
Esofagitis
Esofagitis merupakan peradangan pada lapisan kerongkongan. Muncul akibat komplikasi kenaikan asam lambung yang sudah parah. Di sini penting mengatasi asam lambung naik lebih dini.
Parahnya, esofagitis bisa mengakibatkan perdarahan, luka, dan iritasi pada kerongkongan. Luka yang ditimbulkan juga akan membuat kerongkongan menyempit. Hingga menimbulkan jaringan parut kronis pada lapisan kerongkongan. Komplikasi ini akan membuat penderita suli menelan.
Sulit saat menelan makanan dan minuman. Merasakan nyeri atau sakit saat menelan makanan, bahkan makanan mungkin saja tersangkut di kerongkongan.
Gejala esofagitis lainnya meliputi:
– Nyeri atau sakit pada dada, terutama di belakang tulang dada yang semakin terasa saat makan.
– Nyeri dada seperti terbakar (heartburn).
– Radang tenggorokan.
– Nafsu makan menurun.
Kanker Kerongkongan (Esofagus)
Kanker kerongkongan atau esofagus adalah jenis kanker yang menyerang kerongkongan. Kemunculannya berawal dari sel-sel yang melapisi bagian dalam kerongkongan. Bahkan, bisa terjadi di seluruh bagian kerongkongan mana pun.
Penyebab kuat kanker kerongkongan, yakni refluks asam lambung kronis. Terutama jika peningkatan asam lambung sudah berkembang menjadi barret esophagus. Jika sudah mengalaminya, maka risiko kanker kerongkongan akan semakin meningkat. Gejalanya akan sulit menelan, berat bada turun, nyeri dada, sensasi terbakar pada dada, batuk, dan suara serak.
Awalnya memang tidak menimbulkan gejala yang spesifik. Maka penting untuk melakukan konsultasi kepada dokter. Terutama mengenai tanda dan gejala, jika refluks asam lambung sudah kronis.
Barret Esophagus
Barret esophagus adalah kondisi ketika sel pada lapisan kerongkongan rusak karena kenaikan asam lambung. Terutama karena kenaikan asam lambung yang terjadi terus-menerus. Hal ini menyebabkan lapisan kerongkongan rusak. Bahkan, berubah menyerupai serangkaian sel yang melapisi dinding usus pada pencernaan.
Komplikasi ini muncul jika sudah mengalami keluhan asam lambung dalam jangka waktu lama. Semua orang memiliki risiko dan bahaya yang sama. Namun, kebanyakan kasusnya biasa terjadi pada kelompok lansia dan pria.
Pada kasus tertentu, barrret esophagus bisa berkembang menjadi kanker esofagus (kerongkongan). Di sini pentingnya melakukan pemeriksaan dan tes rutin mendeteksi sel prakanker. Lesi prakanker ini lebih jarang terjadi. Namun, tetap lakukan pemeriksaan lebih dini untuk mencegah perkembangan kanker kerongkongan