VipBandarQ Lounge Penyakit jantung sudah tak lagi identik dengan lansia. Saat ini, banyak orang yang berusia masih terbilang muda, tapi sudah kena penyakit mematikan ini.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Circulation tahun 2018 melibatkan 28.732 pasien berusia 35-74 tahun telah membuktikannya. Partisipan merupakan pasien yang dirawat di rumah sakit akibat kena serangan jantung antara tahun 1995 sampai tahun 2014.
Hasilnya, sebanyak 30 persen dari pasien tersebut tergolong muda. Selain itu, dari tahun ke tahun angka serangan jantung pada usia muda, terutama perempuan, mengalami peningkatan. Tingkat serangan jantung pada pasien usia 35-54 tahun telah meningkat dari 27 persen (tahun 1995-1999) menjadi 32 persen (tahun 2010-2014).
Ada beberapa penyebab kenapa seseorang yang masih muda bisa terkena penyakit jantung. Mari kita simak sama-sama ulasannya.
Merokok
Salah satu hal terpenting yang bisa kamu lakukan jika serius ingin terhindar dari risiko terkena penyakit jantung adalah dengan menjauhi kebiasaan merokok. Merokok, juga dapat meningkatkan kemungkinan terkena stroke iskemik hingga dua kali lipat.
Tak hanya itu, para perokok menjadi lebih rentan terhadap risiko penyakit pembuluh darah perifer, kanker, penyakit paru-paru kronis, dan banyak penyakit kronis lainnya.
Kolesterol tinggi
Kolesterol tinggi merupakan salah satu faktor risiko penyakit jantung. Hasil penelitian yang terbit di Journal of the American College of Cardiology menemukan kaitan antara tingkat kolesterol tinggi dengan kemungkinan penyakit jantung. VipBandarQ
Kesimpulannya, memiliki kadar kolesterol tinggi saat masih remaja atau di usia awal 20-an, akan meningkatkan risiko seseorang terkena serangan jantung, stroke, atau penyakit kardiovaskular lainnya saat mereka di usia paruh baya.
Peningkatan risiko ini akan tetap terjadi, meskipun orang tersebut telah mampu menurunkan kadar kolesterolnya sampai level sehat, sebelum mencapai usia akhir 30.
Hal ini bisa menjadi dasar agar para dokter maupun orang tua untuk menekankan pentingnya pola hidup sehat sejak dini, sehingga mengurangi jumlah remaja atau anak muda yang mengalami kolesterol tinggi.
Depresi
Penyakit mental ini tak hanya bisa mengganggu kehidupan personal penderitanya, tapi juga memengaruhi kesehatan fisik.
Mengutip laporan yang diterbitkan dalam AMA Journal of Ethics, hasil studi yang berlangsung selama 40 tahun terhadap hampir 1.200 mahasiswa Johns Hopkins Medical School menemukan bahwa mereka yang memiliki riwayat depresi berat atau depresi klinis, bahkan jika depresi itu telah terjadi 10 tahun yang lalu, memiliki kemungkinan terkena penyakit jantung koroner sebanyak dua kali lipat dibanding yang tidak memiliki riwayat depresi. Adanya riwayat depresi ini juga dapat meningkatkan risiko serangan jantung hingga 20 persen. VipBandarQ
Ketika seseorang mengalami stres, tubuh akan memproduksi hormon adrenalin dan kortisol. Hormon stres ini memang berguna dalam jangka pendek, tapi merugikan dalam jangka panjang.
Orang yang depresi, selalu berada dalam keadaan tertekan atau stres, menyebabkan kadar hormon kortisol dalam tubuhnya selalu tinggi. Hal tersebut akan memicu resistansi insulin dan peningkatan lemak viseral, yang kemudian meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, termasuk penyakit jantung.
Gaya hidup tidak aktif
Yang termasuk latihan aerobik ini di antaranya adalah jalan cepat, berenang, bersepeda, sepatu roda, dan lompat tali. Melakukannya, penting untuk kesehatan jantung dan paru-paru. Sementara itu, pernyataan konsensus tahun 1996 oleh National Institutes of Health menganjurkan orang dewasa untuk melakukan aktivitas sedang setiap harinya minimal selama 30 menit (jumlah waktu akumulasi).
Ada banyak manfaat yang bisa kamu peroleh dengan rutin melakukan aktivitas fisik.
Sebaliknya, gaya hidup yang tidak aktif dapat meningkatkan risiko hipertensi hingga 30-50 persen.
Jadi, yuk mulai sekarang banyak-banyakin gerak. Jangan sampai usia masih muda terkena penyakit mematikan!
Diabetes
Ada beberapa alasan terjadinya peningkatan serangan jantung di usia muda. penyebab seseorang yang masih berusia muda sudah terkena penyakit jantung. Menghindari faktor risiko di atas memang tidak bisa menjamin 100 persen seseorang bisa terhindar dari penyakit jantung. Namun, setidaknya kamu sudah berusaha untuk meminimalkan risiko. Lebih baik mencegah, kan, daripada mengobati?