VIPBANDARQ LOUNGE – Satu keluarga dari Madura mengaku diamuk massa oknum suporter bola. Aksi ini membuat semua anggota keluarga, termasuk bayi berusia 9 bulan menderita luka-luka di beberapa bagian tubuh.
Kejadian ini menimpa keluarga Lukman. Lukman saat itu dalam perjalanan dari Madura menuju Jember. Lukman berkendara bersama istrinya, Ina, dan anak balitanya.
Keluarga ini tidak mengetahui mengapa menjadi sasaran amukan massa suporter. Ina menceritakan kronologi saat keluarganya mendapatkan penyerangan.
Saat itu, Ina sedang perjalanan dari Madura menuju rumah saudaranya di Jember. Keluar dari Suramadu, Ina mengaku mobilnya melaju berbelok ke kanan. Tiba-tiba, ada puluhan suporter bola yang mencegat dan mengguncang mobil agar berhenti. Ina tahu massa merupakan suporter bola dari jersey yang mereka kenakan.
Langsung sama anak-anak suporter saya digoncang-goncang mobilnya, saya ndak mau turun karena ada anak kecil. Anak saya masih umur 9 bulan, terus dibanting-banting dilempari batu paving sampai kacanya retak,” kata Ina saat dihubungi AGEN POKER di Surabaya,
Ina mengaku sopir tetap melajukan mobil. Karena ketakutan, Ina juga tak mau turun mengingat keselamatan anaknya. Namun, massa terus melempari mobil Ina hingga dirinya dan anaknya terluka terkena batu dan pecahan kaca.
Setelah itu, Ina langsung berbelok ke sebuah gang untuk meminta pertolongan. Nahas, beberapa orang tidak ada yang berani menolong.
“Ndak turun. Saya lurus terus sampai saya bilang, mau numpang hidup, ini ada anak saya berlumuran darah. Saya pengen selamat. Saya cari gang, biar nanti di sana saya minta tolong di kampung ini,” paparnya.
“Waktu itu ndak ada yang mau nolongin karena dikira saya tabrak lari terus kabur. Saya ikut turun, ada pemuda saya jelasin saya ini korban amukan massa langsung dia ngerti dan saya dibantu. Anak saya dibawa ke klinik sama saya,” imbuhnya
Saat ditanya berapa jumlah massa, Ina mengaku sangat banyak. Bahkan, jumlahnya bisa mencapai satu truk massa. Kejadian ini dialaminya di dekat Jembatan Suramadu, sekitar Jalan Kenjeran.
“Ada banyak, banyak sekali. Kalau satu truk ada perkiraan saya. Daerah sudah masuk Surabaya, saya lupa nama kampungnya. Daerah Kenjeran kalau ndak salah,” lanjutnya.
Saat ditanya apakah sudah melaporkan hal ini ke polisi, Ina mengaku tidak ingin melapor. Dia merasa takut dan berdoa saja agar para pelaku bisa mendapatkan hidayah