VipBandarQ Lounge Pemerintah tak henti-hentinya menggalakkan program 3M, yaitu memakai masker, mencuci tangan, serta menjaga jarak dan menghindari kerumunan.
Pemerintah tak henti-hentinya menggalakkan program 3M. Sayangnya, tanpa disadari, masih banyak yang belum benar-benar tepat mencuci tangan, sehingga upaya pencegahan penyebaran virus menjadi kurang maksimal. Pemerintah tak henti-hentinya menggalakkan program 3M brikut ini akan dijelaskan kesalahan apa saja yang sering dilakukan banyak orang saat mencuci tangan. Yuk, simak!
Terlalu cepat mencuci tangan
Mengutip EurekAlert!, Hasilnya, hanya 5 persen saja yang mencuci tangan sehabis dari kamar mandi, dengan waktu cukup lama untuk bisa membunuh kuman penyebab infeksi.
Namun, berdasarkan penelitian, rata-rata orang mencuci tangan hanya 6 detik saja.
Padahal, mencuci tangan merupakan langkah satu-satunya yang paling efektif dalam mengurangi penyebaran penyakit menular. Masih menurut CDC, kegagalan mencuci tangan dengan benar telah berkontribusi sebanyak hampir 50 persen terhadap wabah penyakit akibat makanan (foodborne illness).
Melewatkan kuku dan sela-sela jari
Padahal, menurut Dr. Roshini Raj, clinical associate professor di NYU Langone Health, Amerika Serikat (AS), kepada Reader’s Digest, kuman suka bersembunyi di bawah kuku dan sela-sela jari. Karena itu, jangan luput membersihkannya. VipBandarQ
Pastikan menggosoknya dengan benar sampai terbentuk busa sabun, sehingga hilang semua kotoran, minyak, maupun kuman yang menempel di kulit.
Membiarkan tangan masih basah
Padahal, menurut Dr. Raj, kuman senang berkembang biak di tempat yang lembap.
Untuk itu, pastikan tangan benar-benar kering setelah cuci tangan. Sebaiknya gunakan tisu bersih dan hindari penggunaan hand dryer.
Melansir Harvard Health Publishing, sebuah penelitian yang terbit dalam jurnal Applied and Environmental Microbiology mengungkap bahaya dari pengering tangan (hand dryer) yang biasa ada di toilet umum.
Para peneliti menduga, cemaran bakteri pada hand dryer terjadi saat seseorang menyiram toilet tanpa penutup.
Mengandalkan hand sanitizer
Meski tampak sepele, faktanya mencuci tangan berperan besar dalam mencegah penularan COVID-19. VipBandarQ
Hasilnya, para nakes yang bekerja di bidang HRD dengan kondisi sanitasi tangan kurang optimal pasca kontak dengan pasien COVID-19, memiliki risiko lebih tinggi tertular SARS-CoV-2. Risiko lebih tinggi juga terjadi pada para nakes di bagian HRD yang memiliki jam kerja lebih lama.
Meskipun hand sanitizer dapat membantu menurunkan risiko penularan COVID-19, tetapi CDC mengatakan, cuci tangan dengan air dan sabun adalah cara terbaik dalam menghilangkan kuman.
Kelebihan lain dari penggunaan sabun adalah, proses penggosokan yang kemudian menghasilkan busa, sehingga mampu menjangkau permukaan tangan lebih luas, hingga pada celah-celah kulit, sehingga proses sanitasi jauh lebih efektif dan menyeluruh.
Tidak membilas sabun batangan sebelum digunakan
Untuk memastikan tidak ada perpindahan kuman dari sabun ke tangan, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan.
Menurut Dr. Elaine L. Larson, seorang profesor emeritus, kuman penyebab penyakit atau patogen dapat bertahan selama beberapa jam pada sabun yang basah. Untuk itu, hindari menaruh sabun batangan pada wadah yang lembap atau berair.
Seperti kata pepatah, mencegah lebih baik dari pada mengobati. Semoga informasi di atas bisa menambah kesadaran kita untuk melakukan upaya-upaya pencegahan penyebaran virus dengan tepat. Salah satunya dengan menghindari kesalahan-kesalahan saat mencuci tangan agar tujuan sanitasi tercapai, bukannya malah menyebarkan kuman!