Cerita seram ini bermula pada sore jelang Maghrib ketika Mayang bersama seorang teman dan tiga adiknya pergi menjenguk Izah di rumahnya yang bersebelahan dengan pohon asam Jawa raksasa.
VIPBANDARQ – Kisah yang terjadi puluhan tahun silam masih segar dalam ingatan wanita yang hanya ingin disapa sebagai Mayang.
Akibat kejadian itu, Mayang mendapat bekas luka ‘gratis’ di dahinya. Semua gara-gara makhluk seram berwajah kera sialan itu.
Makhluk yang diduga jelmaan jin itu terlihat bergelantungan di pohon asam jawa milik Izah, teman sekaligus tetangganya.
Cerita seram ini bermula pada sore jelang Maghrib ketika Mayang bersama seorang teman dan tiga adiknya pergi ke rumah Izah.
” Izah sudah tiga hari tidak masuk ke sekolah, jadi kami berempat berencana menjenguknya,” kenang Mayang yang mengaku bisa melihat makhluk halus.
Sesampainya mereka di rumah Izah, gadis tersebut tampak sedang bersantai di bawah pohon asam yang sedang berbuah lebat.
Ternyata, Izah tidak masuk sekolah karena terkena cacar air. Sekujur tubuhnya dipenuhi bintik-bintik berair.
Izah melarang teman-temannya untuk mendekatinya karena takut tertular. Sebelum ini, saudara-saudaranya juga tertular dari dia.
Karena tak bisa mendekati Izah, Mayang pun mengalihkan perhatian ke buah asam yang lebat hingga menjuntai di tanah.
Air liur Mayang seolah terus menetes membayangkan rasanya. Dia pun meminta buah asam untuk dibuat sambal colek.
Setelah mendapat izin dari Izah, mereka berempat memanjat pohon asam yang sedang berbuah banyak tersebut.
Mayang dan tiga temannya itu seolah tidak peduli dengan suasana sore jelang Maghrib yang sudah mulai gelap.
Ketika sedang asyik memetik buah asam di atas pohon yang rimbun itu, tiba-tiba ada yang menyapa Mayang.
” Yang itu punyaku.. itu punyaku, jangan diambil!” teriak suara itu memperingatkan Mayang yang kaget.
Ketika mendongak ke arah datangnya suara, seketika itu juga Mayang melihat makhluk yang menyerupai kera hinggap di dahan terjauh.
” Kamu ambil lah. Aku juga tidak mau,” jawab Mayang dengan santai. Mayang seolah tak sadar telah berbicara dengan seekor kera.
Setelah merasa plastik yang dibawanya penuh, Mayang pun berencana turun dari pohon. Sementara ketiga temannya masih sibuk memetik buah asam.
Tiba-tiba makhluk yang dilihat Mayang beberapa saat lalu, berteriak keras dengan nada yang sangat marah.
Rupanya salah satu adik teman Mayang mengambil buah asam yang tidak jadi dipetik oleh Mayang tadi.
” Itu punyaku.. Punyaku.. Itu punyaku!” teriak makhluk mirip kera itu sambil beberapa kali sambil menyemburkan ludahnya ke arah empat gadis tersebut.
Air liur makhluk berwarna hitam itu berserakan di mana-mana. Karena ingin menghindarinya, Mayang melakukan kesalahan saat kakinya menginjak dahan yang rapuh, hingga terjatuh.
Sementara teman Mayang dan adik-adiknya yang melihat Mayang tersungkur mencium tanah langsung tertawa. Namun tawa mereka terhenti saat melihat dahi Mayang berdarah.
Setelah kecelakaan kecil itu, mereka pun pulang ke rumah masing-masing. Namun ada pengalaman tidak mengenakan setibanya di rumah.
” Pulang dari rumah Izah, ketiga temanku gatal-gatal dan timbul bercak-bercak kecil, lama kelamaan makin besar dan melebar.
” Aku yakin itu dari air liur makhluk tadi. Untung saja aku bisa lari menyelamatkan diri meski terjatuh,” kata Mayang.
Keesokan harinya, ketiga teman Mayang terkena cacar air seperti Izah. Hampir seminggu demamnya tidak kunjung reda.
” Sedangkan bentol-bentol berisi cairan terus membesar bahkan ada yang bernanah,” kenang Mayang.
Karena masih belum menunjukkan tanda-tanda membaik, kondisi tersebut mengejutkan Pak Mail, ayah dari teman Mayang.
” Pak Mail bertanya kepadaku ke mana kami pergi sebelum mereka demam. Aku pun cerita tentang apa yang kami alami.
” Ternyata kata Pak Mail teman-temanku terkena ludah jin yang menjadi penunggu pohon asam,” kata Mayang.
Keesokan harinya, ketiga teman Mayang terkena cacar air seperti Izah. Hampir seminggu demamnya tidak kunjung reda.
” Sedangkan bentol-bentol berisi cairan terus membesar bahkan ada yang bernanah,” kenang Mayang.
Karena masih belum menunjukkan tanda-tanda membaik, kondisi tersebut mengejutkan Pak Mail, ayah dari teman Mayang.
” Pak Mail bertanya kepadaku ke mana kami pergi sebelum mereka demam. Aku pun cerita tentang apa yang kami alami.
” Ternyata kata Pak Mail teman-temanku terkena ludah jin yang menjadi penunggu pohon asam,” kata Mayang.
” Makanya kita jangan pernah berlindung di bawah pohon besar, apalagi yang rimbun dan tidak terawat.
” Bagi yang memiliki pohon besar yang rimbun, jika tidak ada kepentingan mohon dipangkas dan dibuang agar tidak menjadi tempat berlindung jin,” katanya.
Kata Mayang, makhluk jin juga sebenarnya tidak mau memakan buah asam. Tapi makhluk halus ini sengaja memberi tanda untuk mengganggu kita.
” Itu juga kesalahanku karena menjawab tegurannya. Jika aku tidak menjawab, dia tidak akan tahu bahwa aku bisa melihatnya. Sehingga peristiwa itu tidak akan terjadi,” pungkas Mayang.
Sumber: VIPBANDARQ