Depresi merupakan kondisi kesehatan mental yang lebih umum dan serius. Dalam beberapa kasus, seseorang mungkin bisa memalsukan atau melebih-lebihkan gejala terkait depresi karena suatu alasan tertentu.
Kondisi memalsukan depresi berkaitan dengan malingering atau berpura-pura. Fenomena ini mungkin melibatkan pembuatan gejala depresi untuk menghindari tanggung jawab, seperti pekerjaan, tugas pendidikan, dan lain-lain.
1. Gejala
VIpbandarQ Register Memalsukan depresi atau pura-pura depresi (malingering) tidak memiliki serangkaian gejala khas tertentu. Hal ini mengapa konteks depresi palsu sering kali sulit terdeteksi.
Studi dalam jurnal Archives of Clinical Neuropsychology menjelaska bahwa timbulnya gejala cenderung terjadi secara tiba-tiba guna merespons peristiwa yang tidak di inginkan.
Singkatnya, memalsukan depresi dapat menyebabkan penyalahgunaan sistem medis. Ini bisa berhubungan dengan pengujian berlebihan dan gejala palsu untuk mendapatkan obat.
2. Depresi palsu dapat menjadi tanda dari masalah mental lain
Penting untuk dipahami bahwa dalam beberapa kasus, orang yang tidak mengalami depresi dapat menunjukkan perilaku melebih-lebihkan gejala suasana hati. Situasi ini tidak berarti mereka berpura-pura, karena bisa saja tekanan emosional sangat memengaruhinya.
Selain itu, orang yang hidup dengan kondisi kesehatan mental mungkin memilih mengatakan kebenaran akan kondisinya. Mereka kurang bersedia menjelaskan informasi terperinci tentang gejala yang di derita. Alasan yang sering mendasarinya adalah karena tidak mau berurusan dengan stigma masyarakat.
Sementara itu, depresi palsu bisa berkaitan dengan kondisi kesehatan mental lain, seperti:
- Factitious disorder (gangguan buatan): Orang yang mengalami gangguan buatan sering mengarang informasi perihal kesehatan fisik atau mentalnya. Motivasi melakukan tindakan ini biasanya untuk membuat orang lain memperhatikan “penyakitnya”.
- Somatic symptom disorder: Gejala somatik mengacu pada gejala fisik seperti, nyeri kronis, sakit kepala, hingga masalah pencernaan. Kondisi ini sebenarnya nyata dan sering kali tidak memiliki penyebab medis jelas. Orang dengan somatic symptom disorder mungkin menghadapi tuduhan berpura-pura. Hal tersebut karena mungkin kondisinya tidak menunjukkan gejala depresi yang jelas dan tidak ada penjelasan rinci mengenai penyebab gejala fisik yang di derita.
3. Penyebab
Depresi palsu sering di sebabkan oleh faktor situasional, termasuk untuk kepentingan pribadi. Namun, bisa juga di sebabkan karena gangguan mental lainnya. Misalnya penjelasan sebuah studi dalam American Journal of Psychiatry Residents Journal, yang mengatakan bahwa berpura-pura terkadang bisa terjadi karena gejala gangguan kepribadian antisosial.
Dalam satu penelitian dalam jurnal Behavioral Sciences & the Law mengungkapkan bahwa momen berpura-pura sering di temukan dalam kasus terdakwa kriminal sebagai klaim penyakit mental.
Selain itu, penelitian dalam jurnal The Lancet tahun 2014 menjelaskan bahwa berpura-pura jarang terjadi dalam pengaturan klinis. Sebaliknya, kondisi ini lebih umum di temukan dalam pengaturan hukum dan medis agar mendapatkan imbalan berupa penghindaran hukuman dan motif finansial
4. Kapan orang-orang menunjukkan depresi palsu?
Depresi palsu mengacu pada perilaku spesifik yang di sengaja. Adapun alasan seseorang melakukannya, biasanya untuk:
- Mendapatkan simpati dan dukungan dari orang lain.
- Menghindari konsekuensi potensial karena tidak mau menyelesaikan tanggung jawab sekolah atau pekerjaan.
- Menerima kompensasi atau keuntungan finansial lain.
Seseorang yang di curigai melakukan depresi palsu dapat di amati dari waktu keberlangsungan perilaku yang di tunjukkan. Misalnya, saat terlibat kasus persidangan, gagal dalam program kursus atau pelatihan, dan ketika mendapatkan masalah di tempat kerja.
5. Merespons depresi palsu
Tidak etis menghakimi seseorang yang menunjukkan gejala depresi. Bagaimanapun juga, masing-masing orang tidak saling mengetahui bagaimana kehidupan orang lain.
Mendapati seseorang yang menunjukkan gejala depresi palsu mungkin membuat jengkel. Namun, jangan sampai pemikiran terdistorsi tersebut menutup mata hati pada kondisi depresi itu sendiri.
Banyak gejala depresi yang sifatnya mengarah pada kondisi mental yang tandanya tidak selalu jelas bagi awam. Intinya, daripada memperlakukan orang dengan penuh rasa curiga, ada baiknya menjadi sumber dukungan yang positif.
Depresi palsu menjadikan seseorang terlihat mengalami depresi. Ini melibatkan tindakan menampakkan gejala yang biasanya di alami oleh para penderita depresi. Alasan seseorang melakukannya bisa bervariasi, mulai dari motif pribadi sampai mengalami kondisi kesehatan mental lain.
VIpbandarQ Register
BINGUNG MAU DEPOSIT TAPI ATM JAUH ?
MANFAATKAN E-WALLET ATAU PULSAMU SEKARANG JUGA !
DEPOSIT MUDAH DAN NYAMAN TANPA RIBET
HANYA DI VIPBANDARQ, GABUNG SEKARANG JUGA !
MENERIMA DEPOSIT SELURUH BANK YANG ADA DI INDONESIA !
📱 VIA PULSA TELKOMSEL & XL POTONGAN TERMURAH !
📞 WA : +6285233662112 /bit.ly/8vipsuper.xyz