VipBandarQ Lounge “Mengapa penyesalan datang terakhir?”, jawabannya adalah, “Karena kalau datang di awal namanya pendaftaran.” Jawaban ini tentunya mengundang tawa bagi setiap orang. Namun, jika berpikir secara lebih dalam, pertanyaan tersebut semakin mengundang untuk mencari jawab yang tepat.
Nah, di bawah ini ada beberapa penyebab mengapa rasa penyesalan selalu datang terlambat pada diri seseorang. Langsung simak, yuk! Barangkali ada yang mewakili perasaan kamu.
Mementingkan ego semata
Setiap keputusan yang dibuat tentunya sudah dipikirkan secara matang. Keputusan pun tidak ada yang benar maupun salah tergantung si pelakon. Namun, terkadang ego yang tinggi menutup telinga untuk mendengar nasihat dari orang terdekat. Apalagi orang tersebut sangat dibenci. VipBandarQ
Membusungkan dada dengan keputusan yang dibuat, hingga suatu ketika ada hal yang menimpa diri lalu teringat akan masukan dari orang tersayang. Setidaknya, turunkan ego di kala mengambil keputusan. Berpikiran terbuka terhadap masukan orang pun tak ada salahnya jika itu dirasa baik untuk diri.
Lupa kalau senang dan sedih akan datang silih berganti
Siapa sih yang bisa mengendalikan waktu? Manusia mustahil rasanya mempunyai kemampuan seperti itu. Tetapi, terkadang manusia lupa dan terlarut dalam perasaan nyaman dan senang, padahal lupa kalau sedih pun menjadi teman kehidupan.
Misal, kamu senang dengan karir yang begitu melesat. Jabatan tinggi, penghasilan lebih dari cukup, banyak relasi, pokoknya hidup terjamin berkat usaha keras kamu. Larut dengan semuanya. Hingga kamu pun lupa untuk meluangkan waktu dengan orang tersayang.
Kamu pun selalu berpikir bahwa masih ada hari esok sampai suatu ketika orang yang menyayangimu dipanggil oleh Tuhan. Kalau sudah begini, apa yang kamu rasakan? Sedih? Tentu menyesal, bukan?
Menjalani kehidupan sesuai apa yang diinginkan oleh orang lain
Rasanya tidak mungkin untuk menyenangkan hati semua orang. Bisa-bisa kamu akan terbebani dalam menjalani kehidupan.VipBandarQ
Karena jika ke depannya ada kendala, kamu lah yang menghadapinya bukan mereka. Lebih parahnya, mereka tutup mata. Kira-kira kalau sudah begini, apa yang kamu rasakan?
Adanya pembandingan diri dengan orang lain
Wajar jika manusia mempunyai sifat membanding-bandingkan. Namun, jika berlebihan itu menjadi bahaya yang berujung dengan menyalahkan diri sendiri. Padahal namanya usaha tergantung kemampuan pribadi soal hasil Tuhan yang mengatur. Waktu pun tidak sama.
Lupa bahwa ada Tuhan yang mengatur semuanya
Ini yang paling penting dalam kehidupan. Ada Tuhan dalam setiap langkah manusia. Biasanya manusia terlena jika mendapatkan kesenangan dan lupa apa yang menjadi prioritas dalam hidupnya.
Penyesalan memang datang terlambat. ‘Seandainya saja’, adalah sebuah kata sederhana namun bisa membuat seseorang merasa terlalu bersalah, menyesal, dan ingin memutar waktu. Padahal, kehidupan memang terdiri dari senang dan sedih.