Uncategorized

Apa Itu Pamali? Ini Contoh dan Penjelasannya Lebih Lengkapnya

Pamali (2022). (Foto: IMDb)

VipbandarQ LoungĀ 

Apa Itu Pamali Sebagian besar dari kita mungkin pernah di larang oleh orang tua, kakek, atau nenek untuk melakukan sesuatu. saat mereka melarang, mereka juga tidak menjelaskan alasan sesuatu tidak boleh di lakukan. Mereka hanya mengatakan, “Pamali.”

Bahkan tidak jarang jika larangan itu di langgar, akan ada hal buruk yang bisa terjadi. Kebanyakan ajaran pamali lebih sering di kaitkan dengan hal-hal mistis dan supranatural, dengan tujuan untuk menakut-nakuti agar seseorang menjadi patuh.

Hal itu mungkin membuat kita bertanya-tanya tentang apa itu sebenarnya pamali? Apa yang akan terjadi jika larang tersebut kita langgar?

Penting untuk mengetahui apa sebenarnya alasan di balik pamali. Perihal pamali sebenarnya telah menjadi kajian dalam ilmu budaya, dan dia nggap sebagai salah satu sumber dari norma dan nilai-nilai kebaikan. Selain itu, pamali juga d ianggap sebagai salah satu dari bentuk kearifan lokal.

Pengertian Pamali

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pamali adalah pantangan atau larangan berdasarkan adat dan kebiasaan. Sementara itu dalam artikel berjudul “Pengaruh Pamali sebagai Kearifan Lokal dalam Mewujudkan Nilai Norma dalam Kehidupan Sosial Generasi Z,” Syarubay, dkk. (2021), menyebutkan bahwa pamali merupakan salah satu hasil kearifan lokal Indonesia. Pama li di buat oleh masyarakat melalui pengalaman-pengalaman mereka dan dii ntegrasikan dalam sebuah larangan atau pantangan. Pa mali udah ada sejak zaman dahulu dan banyak di terapkan oleh masyarakat.

Pam ali sering d ianggap sebagai mitos yang di anggap sebagai sesuatu hal yang tidak masuk akal. Sebab, pantangan atau larangan yang di berikan dalam pamali sering tidak di jelaskan secara gamblang. Sementara itu, masih ada pula orang yang meyakini bahwa pamali adalah hal yang harus dit erapkan dalam kehidupan.

Mereka yang meyakini pamali merasa bahwa sesuatu yang menjadi pantangan atau larangan harus di hindari atau tidak boleh di lakukan. Jika hal tersebut di langgar, maka akan ada hal buruk yang akan terjadi.

Namun dari sumber yang sama juga di sebutkan bahwa pamali juga berperan sebagai aturan-aturan masyarakat yang mengatur segala pola hidup masyarakatnya di luar kepercayaan masyarakat terhadap agama.

Sementara itu dalam artikel berjudul “Nilai Moral dan Sosial Tradisi Pamali di Kampung Kuta sebagai Pendidikan Karakter,” Sugara dan Perdana (2021) mengemukakan bahwa pamali dapat d inilai sebagai nilai pendidikan karakter. Pendidikan karakter tersebut berupa nilai moral dan sosial. Nilai-nilai tersebut akan memberikan dampak positif bagi generasi muda yang mulai meninggalkan budaya lokal.

Contoh sederhana dari nilai pamali adalah larangan untuk duduk di atas bantal, sebab jika itu dil anggar maka akan muncul bisul di pantat. Secara logika, tentu saja tidak mungkin seseorang kana memiliki bisul jika duduk di atas bantal. Lagipula penyebab bisul dan duduk di atas bantal tidak ada korelasinya.

Namun penting untuk di pahami bahwa dulunya hanya ada satu jenis bantal, yakni yang di gunakan untuk sandaran kepala ketika tidur. Dengan duduk di atas bantal maka sama memperlakukan sesuatu tidak sebagaimana mestinya. Selain itu, bantal adalah tempatnya kepala, tentu tidak sopan jika tempat itu justru di gunakan untuk duduk, di mana pantat di letakkan di sana.

Pamali sebagai Pendidikan Karakter

Mengungkap misteri pamali dalam kebiasaan orang Sunda
Masyarakat Sunda juga mengenal pamali. Apa saja pamali yang dikenal oleh orang Sunda ini? Simak yuk.

Sugara dan Perdana (2021) menyebutkan bahwa pamali merupakan salah satu bentuk dari pendidikan karakter yang mengajarkan nilai-nilai moral dan nilai-nilai sosial. Hal itu mereka contohkan dalam pamali yang di percaya oleh masyarakat di Kampung Adat Kuta.

Sebagai sarana pendidikan moral, pamali yang di percaya oleh masyarakat Kampung Adat Kuta di nilai mengajarkan beberapa hal seperti di siplin dan cinta lingkungan. Adapun nilai moral yang mengajarkan kedisiplinan terdapat dalam tradisi pamali mengenai larangan untuk memasuki Leuweung Kramat selain hari Senin dan Jumat.

Semua orang harus mengikuti aturan waktu memasuki Leuweung yang telah di tentukan, walaupun dalam kondisi darurat. Semua orang harus menaha n diri, termasuk juga masyarakat setempat. Hal tersebut berkaitan dengan asal mula Leuweung Kramat. Dari tuturan juru kunci/kuncen, Senin dan Jumat merupakan hari bersejarah karena dahulu kala dia dakan sayembara, siapa yang lebih dulu mencapai Leuweung Kramat, maka akan dij adikan penguasa daerah tersebut yang merupakan kawasan kekuasaan Kerajaan Cirebon.

Nilai Moral dalam Pamali

Menhan Prabowo Subianto mencium tangan Try Sutrisno.
Menhan Prabowo Subianto mencium tangan Try Sutrisno. (Foto: instagram Prabowo Subianto @prabowo)

Selain larangan memasuki Leuweung Kramat selain hari Senin dan Jumat, ada sejumlah pantangan lainnya. Pantangan tersebut antara lain adalah di larang memakai alas kaki saat memasuki Leuweung Kramat; dil arang membuang kotoran; di larang membawa senjata tajam; dan di larang mengganggu kehidupan binatang di Leuweung Kramat.

Pantangan untuk tidak memasuki Leuweung Kramat dengan alas kaki di anggap sebagai ajaran untuk bersikap rendah hati. Ini karena larangan tersebut bermula saat Dewi Naganingrum bersembunyi di Leuweung Kramat dari kejaran pengawal Kerajaan Galuh. Dahulu kala, alas kaki menandakan status sosial, hanya keluarga raja saja yang memakainya. Oleh karenanya, Dewi Naganingrum tidak menggunakan alas kaki agar jejak kakinya tidak di temukan dengan mudah oleh para pengawal.

Selain mengajarkan sikap rendah hati, menggunakan alas kaki ketika masuk Leuweung juga akan membuat seseorang bisa melangkah dengan leluasa. Artinya mereka tidak memperhatikan apa yang akan di injaknya. Dengan begitu akan ada banyak tumbuhan atau hewan yang berisiko terinjak.

Sedangkan larangan untuk tidak membawa kotoran adalah ajaran untuk menjaga kebersihan. Ini hendaknya tidak hanya dil akukan di tempat-tempat khusus saja, melainkan di semua tempat kita hendaknya mau menjaga kebersihan. Sedangkan larangan membawa senjata tajam dan mengganggu kehidupan hewan mengajarkan tentang menjaga kelestarian alam.

Nilai Sosial dalam Pamali

Tangan Georgina Rodriguez
Georgina Rodriguez pamer perhiasan. (Instaram Georgina)

Selain mengajarkan tentang nilai-nilai moral, pamali juga di percaya mengajarkan nilai-nilai sosial, termasuk dalam pantangan untuk tidak boleh mengenakan perhiasan ketik masuk Leuweung Kramat.

Pantangan Mengenakan Perhiasan

Pantangan lain yang tidak boleh dil akukan ketika masuk Leuweung Kramat adalah tidak boleh mengenakan perhiasan. Masyarakat Kampung Adat Kuta memercayai bahwa para leluhurnya dulu hidup dengan penuh kesederhanaan. Hidup berpasrah kepada Yang Mahakuasa dan menerima apapun dengan rasa syukur. Para leluhur meninggalkan semua hal-hal yang berkaitan dengan keduniawian, karena dunia bukanlah tujuan hidup.

Pantangan Mengenakan Seragam Dinas

Selain larangan memakai alas kaki, pamali lain yang tidak boleh di lakukan ketika memasuki Leuweung Kramat adalah mengenakan seragam dinas. Ini masih ada kaitannya dengan larangan mengenakan alas kaki. Sebab, seragam dinas menunjukkan status sosial seseorang.

Pantangan Berbicara Kasar

Pantangan berbicara kasar menjadi tradisi pamali di hampir berbagai tradisi, terutama di tempat-tempat gunung, hutan, dan sebagainya. Ini ada kaitannya dengan ajaran mengenai sopan santun. Selain itu, Leuweung Kramat di percaya sebagai tempat suci, sehingga saat memasukinya seseorang di larang untuk berbicara yang tidak pantas atau tidak baik, apalagi sampai menentang penjaga Leuweung Kramat.

Demikian contoh pamali yang masih di yakini oleh masyarakat Kampung Adat Kuta di Karangpaningal, Kec. Tambaksari, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Beberapa pantangan dan larangan ketika memasuki Leuweung Kramat memiliki sejumlah maksud, terutama dalam hal pendidikan.

Ini tentu hanya sebagian kecil dari contoh tradisi pamali yang ada di Nusantara. Masih ada banyak lagi tradisi pamali di tempat lain yang masih d ipercaya hingga kini. Beberapa di antaranya sudah d ipelajari dan d iketahui maksud dari pantangan tersebut, beberapa lainnya masih belum di pahami mengapa sesuatu menjadi pantangan atau larangan. Namun, penting untuk dik etahui bahwa tradisi pamali ini tidak di anggap sebagai mitos yang tak masuk akal belaka, melainkan di cari nilai-nilai di balik pantangan tersebut.

VIpbandarQ Register
BINGUNG MAU DEPOSIT TAPI ATM JAUH ?
MANFAATKAN E-WALLET ATAU PULSAMU SEKARANG JUGA !
DEPOSIT MUDAH DAN NYAMAN TANPA RIBET
HANYA DI VIPBANDARQ, GABUNG SEKARANG JUGA !
MENERIMA DEPOSIT SELURUH BANK YANG ADA DI INDONESIA !
šŸ“± VIA PULSA TELKOMSEL & XL POTONGAN TERMURAH !
šŸ“ž WA : +6281381734654 /bit.ly/vipsuper8aa

cs

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *