VIP BANDAR Q Lounge – Kasus Pembunuhan Tak Terpecahkan yang Menimpa Kaum Wanita Jepang, Peristiwa naas macam pembunuhan bisa menimpa siapa saja, tak terkecuali kaum perempuan. Bahkan kaum perempuan dianggap lebih rentan menjadi korban karena perempuan seringkali dianggap tidak cukup kuat untuk melawan saat harus berhadapan dengan pelaku kejahatan yang secara fisik lebih kuat. VIP BANDAR Q Online
Tidak sedikit dari kasus-kasus kejahatan yang menimpa kaum perempuan pada akhirnya tidak terpecahkan karena pelakunya tidak berhasil di tangkap maupun di identifikasi. Berikut ini adalah contoh kasus-kasus pembunuhan di Jepang yang korbannya adalah perempuan.
1. Pembunuhan di Pusat Perbelanjaan Hachioji
Pada tanggal 30 Juli 1995, 3 orang karyawati yang bekerja di pusat perbelanjaan Super Nanpei Owada, Hachioji, di temukan sudah berada dalam kondisi tak bernyawa. Kematian mereka bertiga nampak begitu tragis karena mayat ketiganya di temukan dalam kondisi terikat dengan luka tembak di bagian kepalanya.
Mayat para korban di temukan di lantai kedua pusat perbelanjaan. Yang lebih menyedihkan lagi adalah 2 dari 3 korban tewas aslinya masih berstatus sebagai pelajar dan berstatus sebagai pegawai paruh waktu di pusat perbelanjaan tersebut.
Polisi awalnya menduga kalau para korban di bunuh akibat menjadi korban perampokan. Namun pemeriksaan korban menemukan kalau uang dan perhiasan yang mereka gunakan tidak di sentuh oleh pelaku pembunuhan. Namun polisi menemukan lubang bekas tembakan di suatu ruangan yang di gunakan untuk menyimpan uang 5 juta yen.
Tidak di ketahui siapa pelaku maupun motif pembunuhan ini. Satu-satunya petunjuk penting yang berhasil di dapat oleh polisi adalah pelaku menggunakan senjata api ilegal yang di selundupkan dari Filipina.
Tahun 2009, kasus ini kembali terangkat ke permukaan setelah seorang pria Jepang yang terancam di jatuhi hukuman mati di Jepang mengklaim kalau pembunuhan yang terjadi di Hachioji di lakukan oleh anggota gangster Cina yang tinggal di Kanada.Orang yang di maksud sendiri tengah berstatus sebagai buronan di Cina karena menggunakan paspor palsu.
Tahun 2013, pemerintah Kanada mendeportasi pria Cina tadi ke Jepang. Namun saat di interogasi, pria tersebut mengaku tidak tahu apa-apa mengenai kasus pembunuhan yang terjadi di Hachioji.
Perkembangan kasus ini menjadi semakin membingungkan setelah pada tahun 2015, sidik jari pada plester yang di gunakan untuk mengikat para korban serupa dengan sidik jari seorang terduga yang meninggal 10 tahun sebelumnya. Namun hal tersebut tidak lantas membuat pria tersebut secara otomatis berstatus sebagai pelaku pembunuhan karena pria yang bersangkutan di ketahui sedang tidak berada di lokasi saat pembunuhan terjadi.
2. Yasuko Watanabe
Yasuko Watanabe adalah seorang gadis Tokyo yang berasal dari keluarga menengah ke atas. Pada tahun 1980, setelah lulus dari Universitas Keio yang memiliki reputasi sebagai universitas bergengsi di Jepang, Watanabe mulai bekerja di perusahaan Tokyo Electric Power.
Watabane aslinya tidak suka bekerja di tempat tersebut karena ia di haruskan memakai seragam sambil menghidangkan minuman kepada para atasan dan rekan-rekannya. Namun karena ia memperoleh penghasilan yang cukup tinggi dari perusahaan tersebut, Watanabe memutuskan untuk bertahan.
Sejak tahun 1989, saat Watanabe sudah berusia kurang lebih 32 tahun, ia mulai menjalani pekerjaan sambilan sebagai pekerja seks komersial (PSK). Menurut pengakuan teman Watanabe, Watanabe terjerumus ke dalam profesi kelam tersebut setelah hubungan gelapnya dengan seorang pria beristri terhenti.
Watanabe memiliki jadwal yang sangat ketat mengenai pekerjaan keduanya ini. Ia mulai membuka layanan seksnya setiap jam 5 sore dan hanya mau melayani maksimal 4 orang pelanggan setiap malamnya. Detail mengenai kehidupan baru Watanabe tersebut terangkum dalam buku hariannya.
Pada tanggal 19 Maret 1997, Watanabe di temukan dalam kondisi sudah tidak bernyawa di apartemennya. Pemeriksaan pada mayatnya menemukan kalau Watanabe meninggal akibat di cekik hingga tewas. Setelah menganalisa buku harian Watanabe, polisi kemudian menaruh kecurigaan pada seorang imigran asal Nepal yang bernama Govinda Prasad Manali karena Manali tinggal bersebelahan dengan apartemen Watanabe dan di ketahui sempat beberapa kali berhubungan badan dengan Watanabe.
Kasus Pembunuhan Tak Terpecahkan yang Menimpa Kaum Wanita Jepang, Manali awalnya membantah kalau dia membunuh Watanabe. Namun setelah di pukuli selama berminggu-minggu oleh polisi, ia terpaksa membuat pengakuan palsu dan di jatuhi hukuman penjara 15 tahun. Namun Manali akhirnya terbukti tidak bersalah setelah pemeriksaan pada sperma yang di temukan pada mayat Watanabe menunjukkan kalau sperma tersebut bukanlah milik Manali.
3. Miyako Hiraoka
Pada tanggal 6 November 2009, seorang pengumpul jamur menemukan kejutan yang sama sekali tidak menyenangkan. Saat sedang mencari jamur di pegunungan dekat kota Hamara, ia menemukan kepala manusia tanpa badan.
Saat pemeriksaan di lakukan di lokasi penemuan kepala tadi, di temukanlah bagian-bagian tubuh yang lain seperti badan, tulang paha, dan pergelangan kaki kiri. Bagian-bagian tubuh tersebut menunjukkan adanya sedikit bekas terbakar yang menandakan kalau oknum yang menaruh potongan-potongan tubuh ini sempat mencoba membakarnya.
Belakangan di ketahui kalau potongan-potongan tubuh tersebut berasal dari seorang perempuan berusia 19 tahun yang bernama Miyako Hiraoka. Hiraoka sendiri di laporkan sudah menghilang sejak sepekan sebelum mayatnya di temukan dalam kondisi demikian tragis.
Kasus Pembunuhan Tak Terpecahkan yang Menimpa Kaum Wanita Jepang, Ia juga mengaku kalau selama beberapa bulan terakhir menjelangnya hilangnya Hiraoka, mobil tersebut beberapa kali menampakkan diri pada jam setengah 10 malam waktu setempat. Namun tidak di ketahui identitas pengemudi mobil tersebut. Pun mengenai apakah dia memang memiliki kaitan langsung akan tewasnya Hiraoka.
4. Mieko Mizuno dan Hideko Akashi
Mieko Mizuno (32 tahun) dan Hideko Akashi (43) adalah dua orang wanita yang bekerja di toko bahan makanan Nagaokakyo. Pada tanggal 23 Mei 1979, setelah menyelesaikan shift paginya, keduanya pergi ke bukit Nohara untuk mengumpulkan pakis. Rencananya di hari yang sama, Mizuno bakal pergi untuk menjemput putranya dari tempat penitipan anak.
Saat Mizuno tidak kunjung menampakkan diri, keluarganya pun merasa curiga dan kemudian melaporkan kepada polisi. Dua hari kemudian, polisi menemukan keduanya di bukit Nohara dalam kondisi sudah tidak bernyawa. Namun jika itu belum cukup mencengangkan, mayat keduanya juga di temukan dalam kondisi yang sungguh mengenaskan.
Dugaan kalau keduanya tewas akibat menjadi korban perampokan di kesampingkan oleh polisi karena barang-barang berharga milik keduanya nampak masih utuh. Dalam saku Akashi, polisi menemukan catatan kecil bertuliskan “Sedang di ikuti. Tolong kami. Orang ini adalah orang jahat”.
Kasus Pembunuhan Tak Terpecahkan yang Menimpa Kaum Wanita Jepang, Saat pembunuhan terjadi, ada 15 orang yang di ketahui sedang berada di bukit beserta 40 orang pekerja bangunan yang berada tidak jauh. Polisi juga menemukan jejak rambut dan pisau yang di gunakan oleh pelaku untuk menusuk Akashi. Namun pada akhirnya, polisi tidak pernah berhasil mengungkap identitas pelaku beserta motifnya dalam melakukan pembunuhan sadis ini.