Gatal-gatal saat Hamil? Waspada Gejala Kolestasis Obstetri
Uncategorized

Gatal-gatal saat Hamil? Waspada Gejala Kolestasis Obstetri

VIP BANDARQ LOUNGE – Gatal-gatal saat Hamil? Waspada Gejala Kolestasis Obstetri

9vipsuper.me – Sering terjadi pada trimester ketiga kehamilan

Kolestasis obstetri (obstetric cholestasis) atau kolestasis kehamilan intrahepatik (intrahepatic cholestasis of pregnancy) PKV GAME adalah gangguan pada hati yang terjadi selama kehamilan yang menyebabkan ibu hamil mengalami gatal-gatal pada masa akhir kehamilan.

Kondisi ini memicu rasa gatal yang hebat, tetapi tanpa disertai ruam. Keluhan gatal ini biasanya terjadi di tangan dan kaki, tetapi juga bisa terjadi di bagian tubuh lainnya.

Kolestasis obstetris bisa menyebabkan komplikasi bagi ibu dan bayinya, seperti kematian bayi di akhir kehamilan atau lahir mati. Karena risiko komplikasi ini, dokter kemungkinan akan merekomendasikan persalinan dini.

Agar perempuan, khususnya ibu hamil tetap waspada, berikut ini deretan fakta medis seputar kolestasis obstetri yang perlu diketahui.

1. Penyebab dan faktor risiko kolestasis obstetri

Penyebab pasti kolestasis obstetri masih belum jelas. BANDARQ Namun, gen dari ibu hamil kemungkinan berperan dalam perkembangan kondisi ini. Terkadang, kondisi ini berjalan dalam keluarga. Varian genetik tertentu juga telah diidentifikasi.

Selain itu, hormon kehamilan kemungkinan juga terlibat, karena semakin dekat dengan hari kelahiran, maka hormon ini juga meningkat. Dokter menganggap hal tersebut bisa memperlambat aliran normal empedu. Alih-alih meninggalkan hati, empedu malah menumpuk di organ, sehingga garam empedu akhirnya masuk ke aliran darah, yang nantinya bisa menyebabkan timbulnya sensasi gatal.

Selain itu, terdapat beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko ibu hamil terkena kolestasis obsteri. Dilansir Mayo Clinic dan Medical News Today, faktor risiko kolestasis obstetri meliputi:

  • Riwayat pribadi atau keluarga dengan kolestasis obstetri
  • Riwayat kerusakan atau penyakit hati
  • Kehamilan ganda, misalnya jika ada kembar atau kembar tiga
  • Hamil akibat fertilisasi in vitro (IVF)

2. Tanda dan gejala kolestasis obstetrik

Gatal-gatal yang hebat merupakan gejala utama kolestatis obstetri. Selain itu, tidak ada ruam. Sebagian besar BANDAR SAKONG perempuan merasakan gatal pada telapak tangan atau telapak kaki. Namun, beberapa mengalami gatal di mana-mana.

Rasa gatal sering kali lebih parah di malam hari dan mungkin sangat mengganggu, sehingga bisa membuat ibu hamil tidak dapat tidur. Rasa gatal paling sering terjadi selama trimester ketiga kehamilan, meski bisa juga terjadi lebih awal.

Sensasi gatal akan semakin memburuk ketika waktu kelahiran semakin dekat. Namun, begitu bayi lahir rasa gatal biasanya hilang dalam beberapa hari.

Dilansir Mayo Clinic dan Cleveland Clinic, tanda dan gejala kolestasis obstetri lainnya yang kurang umum meliputi:

Menguningnya kulit dan bagian putih mata (jaundice atau penyakit kuning)
Mual
Kehilangan selera makan atau nafsu makan berkurang
Urine berwarna gelap
Kelelahan ekstrem
Feses berwarna terang
Sakit perut kanan atas

3. Komplikasi kolestasis obstetri

Komplikasi dari kolestatis obstetrik DOMINO99 dapat terjadi pada ibu atau janin yang sedang berkembang. Pada ibu, kondisi ini bisa memengaruhi cara tubuh menyerap lemak untuk sementara.

Penyerapan lemak yang buruk bisa menyebabkan penurunan kadar faktor yang bergantung pada vitamin K, yang terlibat dengan pembekuan darah. Namun, komplikasi tersebut jarang terjadi, dan masalah hati di masa depan juga jarang terjadi.

Pada bayi, komplikasi kolestasis obstetri bisa parah, termasuk:

Lahir terlalu dini (kelahiran prematur)
Masalah paru-paru akibat menghirup mekonium (zat lengket berwarna hijau yang biasanya terkumpul di usus bayi yang sedang berkembang, namun bisa masuk ke dalam cairan ketuban jika sang ibu menderita kolestasis obstetri)
Kematian bayi di akhir kehamilan sebelum melahirkan (lahir mati)
Nah, karena komplikasi dapat sangat berbahaya bagi sang bayi, maka dokter kemungkinan mempertimbangkan untuk menginduksi persalinan lebih cepat.

4. Diagnosis kolestasis obstetri

Untuk mendiagnosis kolestasis obstetri, dokter kemungkinan akan melakukan:

  • Mengajukan pertanyaan seputar gejala dan riwayat medis pasien
  • Melakukan pemeriksaan darah
  • Memesan tes darah untuk memeriksa seberapa baik hati pasien bekerja dan mengukur tingkat garam empedu dalam darah pasien

5. Pengobatan kolestasis obstetri

Tujuan pengobatan dari kolestasis obstetri adalah untuk mengurangi rasa gatal dan mencegah komplikasi pada bayi dari ibu yang menderitanya. Nah, untuk meringankan gatal-gatal yang hebat, dokter bisa merekomendasikan perawatan seperti:

  • Mengambil obat resep ursodiol yang membantu menurunkan tingkat empedu dalam darah pasien. Obat lain untuk meredakan gatal juga dapat menjadi pilihan
  • Merendam bagian tubuh yang gatal dengan air dingin atau air hangat

Sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum memulai pengobatan apa pun untuk mengatasi gatal secara aman.

Kolestasis obstetri berpotensi menyebabkan komplikasi kehamilan. Dokter bisa merekomendasikan pemantauan ketat terhadap janin saat penderitanya hamil. Pemantauan dan pengobatan kemungkinan termasuk:

  • Pengujian non-stres: dokter akan memeriksa detak jantung janin dan seberapa banyak detak jantungnya meningkat dengan aktivitas
  • Profil biofisik janin: serangkaian tes ini membantu memantau kesejahteraan janin penderitanya. Ini memberikan informasi tentang gerakan janin, tonus otot, pernapasan, dan jumlah cairan ketuban. Sementara hasil tes non-stres atau BPP bisa meyakinkan, mereka tidak bisa benar-benar memprediksi risiko kelahiran prematur atau komplikasi lain yang terkait dengan kolestasis obstetri
  • Induksi awal persalinan: bahkan jika tes prenatal tampak normal, dokter mungkin menyarankan untuk menginduksi persalinan perkiraan hari persalinan, mengingat adanya risiko bayi lahir mati

Itulah deretan fakta medis seputar kolestasis obstetri. Jika memiliki tanda atau gejala yang mengarah pada kondisi ini, sebaiknya segera periksa ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan. Diagnosis dini dan perawatan yang tepat bisa mengurangi gejala dan mencegah risiko komplikasi yang berbahaya bagi ibu dan janinnya.

BACA JUGA : 5 Manfaat Kaviar Ikan Bagi Kesehatan, Lebih Dari Sekadar Mewah!

cs

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *