VIPBANDARQ-Pria ini sebut uang tidak bisa membeli kebahagiaan dan memilih untuk kembali bersama orangtua kandungnya. Diadopsi Keluarga Miliarder
Diadopsi Keluarga
Pemuda ini bakal menjadi orang kaya karena ayah kandung telah berjanji akan menyerahkan bisnis keluarga kepadanya.
”Uang tidak bisa membeli kebahagiaan,” ungkapnya.
Mereka mulai mencari keberadaan sang anak namun hampir putus asa setelah upaya pencarian selama dua dekade tak kunjung membuahkan hasil. Sang ayah bahkan mengatakan mereka seperti dua orang gila selama mencari anaknya itu.
Dia membantu kedua orangtua Mei mencocokkan DNA dengan seorang pemuda yang saat itu masih tinggal bersama orangtua angkatnya di Provinsi Fujian, Tenggara China.
Di keluarga angkatnya, ia tumbuh bersama seorang adik laki-laki dan dua kakak perempuan yang merupakan anak kandung dari orangtua angkatnya.
Mei juga tidak menempuh pendudukan universitas karena memutuskan langsung bekerja setelah lulus sekolah menengah. Kala itu Mei bekerja di rumah sakit milik orangtua angkatnya yang memang punya keyakinan belajar tidak ada gunanya.
Di pihak lain, ayah kandung Mei menceritakan keluarganya tidak akan pernah bisa merayakan Festival Musim Semi dengan menyenangkan semenjak kehilangan Mei. Perasaan yang sama melanda seluruh keluarga besar yang selalu merayakan ulang tahun tanpa kehadiran Mei.
Perasaan itu juga terlihat ketika tak satupun dari anggota keluarga yang memakan kue ulang tahun Mei karena merasa terlalu sedih.
Meski hilang selama 25 tahun, orangtua Mei membeli sebuah rumah karena yakin putranya akan kembali suatu hari nanti.
Orangtua Mei yang kini telah dewasa mengatakan akan mengajarkan putra sulungnya tentang cara menjalankan bisnis dan menyerahkan perusahaan itu kepadanya.
“ Tidak peduli seberapa kaya mereka, cinta mereka berbeda dari kita, cinta orang tua kandung,” ungkap Mei kepada Jiupai News.
Meskipun terpisah selama lebih dari dua dekade, Mei mengaku tidak sama sekali merasa asing dengan keluarga kandungnya. Hal ini karena ia bisa merasakan cinta kedua orangtuanya untuknya.
Di masa depan, Mei ingin menjalani kehidupan biasa yang sederhana.