VipBandarQ Lounge Dari abad ke-13 hingga di ambang abad ke-20, para ksatria samurai menjadi salah satu pengaruh terbesar di Jepang. Disewa jasanya oleh para daimyo,Dari abad ke-13 hingga di ambang abad ke-20, mereka menjadi salah satu “senjata” untuk menegakkan kekuasaan para daimyo yang hampir melampaui sang Kaisar Jepang sendiri di masanya!
Sayangnya, Dari abad ke-13 hingga di ambang abad ke-20, saat masa Restorasi Meiji datang pada 1868, samurai pun dibubarkan agar bisa berbaur dengan masyarakat Jepang modern. Meskipun begitu, Dari abad ke-13 hingga di ambang abad ke-20, tidak diragukan bahwa samurai adalah salah satu elemen dalam peradaban Jepang modern.
Dari abad ke-13 hingga di ambang abad ke-20, Kisah kepahlawanan para samurai pun tetap dikenang dalam bentuk karya sastra hingga layar kaca dan layar lebar.Dari abad ke-13 hingga di ambang abad ke-20, Inilah 10 kisah kepahlawanan samurai di sejarah Jepang yang jarang diketahui!
Miyamoto Musashi, samurai legendaris yang ahli pedang kayu dan besi
Lahir pada 1584, Miyamoto Musashi (宮本 武蔵) adalah anak dari Shinmen Munisai, seorang samurai legendaris Jepang. Di usia ke-13 saat melawan Arima Kihei, murid salah satu samurai legendaris, Tsukahara Bokuden. Tidak memakai pedang, Musashi membunuh Kihei dengan tongkat kayu.
Sejak itu, Musashi memutuskan untuk mengembara dan berlatih agar menjadi samurai terhebat. Terkenal berseteru dengan keluarga Yoshioka, Musashi kemudian membasmi keluarga Yoshioka hingga 1604.
Dimulai dari Seijuro Yoshioka, Musashi tidak membunuhnya, hanya mematahkan lengannya saja dengan pedang kayu (bokken/木剣). Saudara Seijuro, Denshichiro Yoshioka, tidak senang dan menantang Musashi bertarung hingga mati. Musashi memukul kepala Denshichiro dengan bokken hingga mati.
Kemudian, Musashi memenggal leher kepala klan Yoshioka, Matashichiro Yoshioka, yang baru berusia 12 tahun. Musashi kemudian membantai seluruh bawahan Matashichiro dan klan Yoshioka habislah sudah!
Di usianya yang ke-28 tahun pada 1612, duel legendarisnya di pulau Ganryujima melawan salah satu samurai terhebat di masanya, Sasaki Kojiro yang dijuluki “Sang Iblis dari Provinsi Barat”, terus dikenang sepanjang masa.
Terkenal datang terlambat ke duel, Kojiro sudah keburu “panas” dengan Musashi. Musashi kemudian membuat bokken dari dayungnya untuk melawan Kojiro. Termakan amarah karena merasa diremehkan, Kojiro gagal menebas Musashi, dan Musashi berhasil meretakkan tengkorak Kojiro hingga ia meninggal.
Di masa tuanya, Musashi tidak lagi mau bertarung dan menjadi pelayan daimyo Kumamoto, Hosokawa Tadatoshi. Menjelang kematiannya pada 1645, Musashi mengasingkan diri ke sebuah gua dan menurunkan ilmunya dalam bentuk buku, “Go Rin no Sho/五輪書” atau “Buku Lima Cincin”, dan “Dokkodo/獨行道” atau “Jalan Kesendirian”.
Tomoe Gozen, Leonidas versi wanita dari Jepang
Muncul di sastra Jepang pada abad ke-14, Tomoe Gozen (巴 御前) adalah sosok onna-bugeisha (seniman bela diri wanita) yang melayani salah satu daimyo terkenal di sejarah Jepang, Minamoto no Yoshinaka, selama Perang Genpei (1180–1185) antara klan Minamoto dan Taira. VipBandarQ
Bukan hanya cantik, Tomoe juga adalah pemimpin yang berkarisma. Pada 1182, Tomoe memerintahkan 300 samurai melawan 2.000 samurai dari klan Taira dan berhasil menghalau mereka ke provinsi barat.
Yoshinaka berambisi untuk menduduki Kyoto dan menjadi kepala klan Minamoto yang baru. Akan tetapi, Yoshinaka terbunuh pada Pertempuran Awazu (1184) melawan sepupunya sendiri, Minamoto no Yoritomo. Tomoe tetap setia menemani Yoshinaka, sampai akhirnya ia mati dengan saudaranya, Imai Kanehira
Dalam Pertempuran Awazu, Tomoe sendiri tetap hidup dan lolos dari musuh setelah berhasil memenggal leher musuh-musuhnya!
Chushingura, kisah kesetiaan para samurai yang diadaptasi ke “47 Ronin”
“Chushingura/忠臣蔵” adalah kisah mengenai kesetiaan samurai terhadap daimyo-nya yang paling diingat oleh masyarakat Jepang dulu hingga kini. Bahkan, kisah Chushingura diadaptasi oleh Hollywood menjadi “47 Ronin” (2012) yang dibintangi Keanu Reeves.
Chushingura menceritakan kisah seorang daimyo daerah Ako, Asano Naganori yang dihukum seppuku karena telah menghunus pedangnya terhadap atasannya, Kira Yoshinaka. Diceritakan saat tengah menyambut utusan dari Kyoto, Kira menghina Asano dengan sangat, sampai ia ingin membunuh Kira.
Menghunus pedang di daerah Istana Edo adalah pelanggaran yang sepadan dengan hukuman mati. Sementara itu, Kira lenggang saja!
Hendak membalaskan tuannya, samurai dan “tangan kanan” Asano, Oishi Yoshio, membawa 47 ronin untuk membunuh Kira di Edo.
Tsukahara Bokuden, samurai yang tak terkalahkan di duel dan perang
Terkenal di awal zaman Sengoku, Tsukahara Bokuden (塚原卜伝) adalah ahli pedang yang menjadi guru shogun Ashikaga Yoshiteru dan pendiri mazhab seni pedang Kashima Shintō-ryū (鹿島新当流). VipBandarQ
Mulai menyandang pedang di usia 17 tahun, Bokuden tak terkalahkan di 19 duel dan 37 pertempuran! Korbannya? Sekitar 212 nyawa! Namun, di satu waktu, ia mengalami “pencerahan” bahwa tidak selamanya kekerasan dapat menyelesaikan pertempuran. Jadi, Bokuden menyebut prinsipnya tersebut sebagai Mutekatsu-ryū (無手勝流) atau “menang tanpa tangan”. Bruce Lee pun tahu cerita ini!
Saat sang samurai turun, Bokuden malah kembali berlayar dan berseru,
Date Masamune, sang “Naga Bermata Satu dari Oshu”
Samurai dan daimyo legendaris yang mendirikan kota Sendai, Date Masamune (伊達 政宗) mengalami masa kecil yang sulit. Lahir pada 1567, penyakit cacar mempengaruhi mata kanannya. Namun, beberapa teori mengatakan bagaimana Masamune kehilangan matanya
Namun, hal tersebut tidak mengecilkan pengaruh Masamune. Pada 14 tahun, ia menjadi panglima, dan tiga tahun kemudian ia mengepalai klan Masamune pada 1584.
Pada 1591, Masamune secara enggan memutuskan untuk mendukung Toyotomi Hideyoshi (豊臣 秀吉) dan pindah ke Iwatesama selama 13 tahun. Saat Hideyoshi gagal menduduki Korea dan wafat pada 1598, Masamune memutuskan untuk mendukung Ieyasu Tokugawa.
Ieyasu kemudian menghadiahi Masamune daerah Sendai, menjadikannya salah satu daimyo terbesar di Jepang! Masamune ikut membantu Ieyasu selama Pertempuran Sekigahara dan Pengepungan Osaka melawan klan Toyotomi.
Akhirnya, Masamune wafat pada 1636 di usia 68 tahun.
Mengenakan ketopong bertanduk dan tombak besar, Tadakatsu Honda bikin musuh gentar
Yang main game “Samurai Warriors” dan “Warriors Orochi” pasti menyamakan karakter ini dengan Lu Bu. Datang dari Provinsi Mikawa, Honda Tadakatsu (本多 忠勝) adalah samurai dan daimyo di zaman Sengoku dan awal zaman Edo yang setia pada Ieyasu Tokugawa. Honda adalah salah satu dari Empat Raja Langit Tokugawa.
Lahir pada 1548, Honda yang dipanggil Honda Heihachiro (本多 平八郎) ini membantu Oda Nobunaga mengenyahkan klan Azai & Asakura saat berusia 22 tahun dalam Pertempuran Anegawa (1570). Ia pun setia pada Ieyasu meskipun mereka kalah besar di Pertempuran Mikatagahara (1572).
Honda hadir hampir di seluruh pertempuran besar Tokugawa. Ia hadir di Pertempuran Sekigahara melawan Ishida Mitsunari (石田 三成), dan Pertempuran Kuisegawa untuk menyelamatkan bawahan Ieyasu dari gempuran pasukan Shima Sakon (島 清興) & Akashi Teruzumi (明石 全登).
Di jk6samping keterampilan bertarung dan keberaniannya menghalau musuh walau sendirian, tak sulit membedakan Honda di medan pertempuran. Berperawakan tinggi besar, Honda mengenakan baju zirah dengan ketopong bertanduk rusa besar. Melihat dari jauh saja, musuh pun sudah gentar karena tahu Honda ikut bertempur!
Untuk senjatanya, ia mengayunkan tombak Tonbogiri/蜻蛉切 atau “Pemotong Capung”.
William Adams, salah satu samurai bule pertama di Jepang
Terkenal sebagai salah satu samurai asing pertama di Jepang, William Adams atau Miura Anjin (三浦按針) adalah pelaut Inggris yang menjadi salah satu orang kepercayaan shogun Ieyasu Tokugawa.
Dengan ilmunya, Adams mengajari orang Jepang cara membuat kapal gaya Barat dan menjadi penerjemah resmi Ieyasu. Ia pun juga menjadi figur utama dari ikatan perdagangan antara Jepang, Britania Raya, dan Kompeni di masa kepemimpinan Ieyasu. Hasilnya, adalah kapal segel merah/shuinsen (朱印船) yang berdagang ke Asia Tenggara.
Adams tidak pernah kembali ke Inggris, dan wafat di Jepang di usia 55 tahun pada 1620. Sebagai orang non-Jepang, Adams mencatatkan pengaruh yang besar pada budaya Jepang. Salah satunya, Adams menjadi protagonis di game “Nioh” buatan Koei Tecmo.
Minamoto No Tametomo, samurai pemanah terhebat dalam sejarah Jepang
Lahir pada abad ke-12, Minamoto no Tametomo (源 為朝) bersama ayahnya, Minamoto no Tameyoshi, mendukung mantan Kaisar Sutoku (崇徳天皇) melawan Taira no Kiyomori (平 清盛) dan sepupunya, Minamoto no Yoshitomo (源 義朝), yang mendukung Kaisar Go-Shirakawa (後白河天皇) dalam Pemberontakan Hogen (1156).
Konon, ia menenggelamkan satu kapal Taira hanya dengan memanah ke bawah lambung kapalnya!
Tametomo kemudian mengakhiri hidupnya di usia 30 tahun dengan seppuku.
Togo Shigekata, tokoh di balik seni pedang mematikan bernama “Jigen Ryu”
Lahir di Satsuma pada 1560, Togo Shigekata (東郷 重位) bertempur pertama kali pada usia 17 tahun dalam Pertempuran Mimigawa (1578) antara klan Otomo dan Shimazu. Sesudahnya, Shigekata kemudian mempelajari seni pedang Taisha Ryu dan menguasainya dengan cepat.
Saat melayani klan Shimazu, Shigekata kemudian bertemu dengan rahib Buddhis, Zenkitsu atau Terasaka Yakuro Masatsune (赤坂 弥九郎 政雅), yang mengajarinya Tenshinsho Jigen Ryu. Menggabungkan Taisha Ryu dan Tenshinsho Jigen Ryu, Shigekata kembali ke Satsuma dan mengajarkan Jigen Ryu (示現流).
Pengajaran Jigen Ryu menekankan pentingnya serangan pertama. Targetnya? Leher lawanmu.
Latihannya pun berat. Seniman Jigen Ryu memukul tiang kayu dengan bokken sebanyak 3.000 kali di pagi hari, dan 8.000 kali di waktu siang. Saking kerasnya, tiang kayu tersebut konon mengeluarkan bau hangus!
Kusunoki Masashige dan kesetiaannya hingga mati pada pemimpin yang salah
Lahir di Provinsi Kawachi pada penghujung abad ke-12, Kusunoki Masashige (楠木 正成) adalah juga teladan kesetiaan seorang samurai terhadap daimyo-nya.
Mendukung Kaisar Go-Daigo (後醍醐天皇) yang hampir kalah, ia mengembalikan kekuasaan sang Kaisar dari Keshogunan Kamakura dengan memenangkan Pertempuran Genko (1331 – 1333), sehingga menyebabkan Restorasi Kenmu. Atas jasanya, Go-Daigo mengangkat Masashige sebagai Gubernur Provinsi Settsu dan Kawachi.
Akan tetapi, salah satu jenderal kepercayaan Kaisar, Ashikaga Takauji (足利 尊氏) mengkhianati Go-Daigo dan berhasil merebut Kyoto. Bersama Nitta Yoshisada (新田 義貞), Masashige akhirnya turun tangan dan mengalahkan Takauji untuk sementara.
Pada 1336, Takauji kembali menyerang Kyoto. Masashige menyarankan dua hal pada Go-Daigo
Keras kepala, Go-Daigo tidak mengindahkannya dan memerintahkan Masashige untuk menghadang Takauji di Minatogawa. Sudah tahu pasti kalah dan mati, Masashige tetap tunduk. Benar saja, pasukan Masashige benar-benar terkepung dan kalah jumlah. Tak ingin jatuh ke tangan musuh, Masashige bunuh diri dan berseru,
Shichishō Hōkoku! (七生報國)/Jika saya memiliki tujuh nyawa, saya akan serahkan untuk negara!)“
Itulah 10 kisah kepahlawanan samurai Jepang yang membentuk dan mengilhami norma sosial di peradabannya hingga saat ini. Setia dan pantang mundur, para samurai ini rela serahkan nyawanya demi daimyo-nya. Dari kisah-kisah ini, mana yang paling menginspirasimu?