Apakah Seseorang dengan Penyakit Autoimun Tertentu, Bisa Mengalami Penyakit Autoimun Lainnya?
VIPBANDARQLOUNGE – Apakah Seseorang dengan
Autoimun diartikan sebagai kondisi di mana sistem imun mengalami kegagalan dalam menjalankan fungsi normalnya. Gangguan karena autoimun ini bisa menyebabkan berbagai penyakit, yang kemudian dikenal sebagai penyakit autoimun.
Ketika seseorang mengalami satu jenis penyakit autoimun, apakah ada kecenderungan yang lebih tinggi untuk mengalami jenis penyakit autoimun lainnya?
Apakah penyakit autoimun punya kecenderungan untuk menimbulkan autoimun lain?
Penyakit autoimun memang masih terasa asing di telinga dan tidak “sepopuler” penyakit lainnya. Ambil contohnya seperti flu, demam berdarah, diare, dan lain sebagainya.
Namun nyatanya, ada lebih dari 80 jenis penyakit autoimun dengan berbagai gejala yang tidak sama antara satu dan lainnya. Sebelumnya, sebaiknya ketahui kalau penyakit autoimun secara garis besarnya bisa dikelompokkan ke dalam dua kategori.
VIPBANDARQ Pertama yakni penyakit autoimun organ spesifik, dan kedua yaitu penyakit autoimun sistemik. Sesuai namanya, penyakit autoimun organ spesifik menyerang tepat di satu organ tubuh saja, contohnya vitiligo pada kulit.
Sebaliknya, penyakit autoimun sistemik bisa menyerang seluruh bagian organ tubuh, seperti lupus, rheumatoid arthritis (RA), dan ankylosing spondylitis.
Biasanya, satu orang memang hanya memiliki satu jenis penyakit autoimun. Meskipun demikian, jika Anda mengalami suatu penyakit autoimun, Anda memiliki kecenderungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang normal untuk mengalami jenis penyakit autoimun lainnya.
Contohnya jenis penyakit autoimun yang bisa terjadi bersamaan yakni rheumatoid arthritis (RA) bersama Sindroma Sjogren, atau Sindroma Sjogren dengan lupus.
Sedangkan untuk penyebab suatu penyakit autoimun bisa berisiko mengakibatkan penyakit autoimun lainnya belum diketahui secara pasti.
Penyebab utamanya diduga karena faktor genetik, disertai dengan faktor lingkungan seperti infeksi virus, bakteri, merokok, serta paparan bahan kimia tertentu yang turut memiliki andil.
Adakah salah satu penyakit autoimun yang gejalanya lebih parah?
VIPBANDARQ Memang, seseorang yang memiliki penyakit autoimun punya kecenderungan yang lebih tinggi daripada orang normal untuk mengalami jenis penyakit autoimun lainnya. Namun, kasus ini mungkin bisa datang bersamaan, maupun terpisah.
Dalam arti, satu jenis penyakit autoimun mungkin hadir lebih dulu, baru kemudian membuat Anda mengalami penyakit autoimun yang lan. Di sisi lain, keduanya bisa muncul dalam waktu yang berdekatan atau hampir berbarengan, tapi dengan serangkaian gejala berbeda.
Begitu pula dengan keparahannya gejala, bisa sama-sama parah maupun salah satu penyakit lebih dominan. Lagi-lagi, seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya.
Seseorang yang sudah mengalami satu jenis penyakit autoimun memiliki kecenderungan lebih tinggi daripada orang normal untuk menyandang penyakit autoimun lain.
Nah, berikut perbedaan gejala dari penyakit autoimun RA, lupus, dan Sindroma Sjogren :
Gejala rheumatoid arthritis (RA)
Gejala awal RA meliputi munculnya rasa nyeri dan kaku pada jari-jari tangan, khususnya di pagi hari. Keluhan ini biasanya akan membaik dengan sendirinya setelah selesai melakukan aktivitas fisik.
Akan tetapi jika tidak segera diobati, RA bisa merusak persendian di sekujur tubuh. Selain itu, tulang juga bisa mengalami kerusakan. Lama kelamaan, kondisi ini dapat menyebabkan gangguan dan cacat pada sendi.
Gejala lupus
Gejawa awal lupus ditandai dengan rasa nyeri kronis pada sendi, sariawan, rambut rontok, kemerahan di wajah, kelainan pada kulit, muka pucat, dan demam.
Semakin lama diobati, lupus berisiko menimbulkan kerusakan pada organ vital tubuh. Misalnya jantung, paru-paru, ginjal, dan otak.
Gejala Sindroma Sjogren
AGENPOKER Gejala awal Sindroma Sjogren meliputi nyeri pada persendian, badan lemah, serta mata dan mulut yang kering. Penyakit autoimun ini juga harus segera diberi penanganan.
Sebab jika tidak, bisa mengakibatkan kerusakan pada mata dan gigi, hingga gangguan pada organ tubuh lainnya, contohnya paru-paru dan ginjal.