Tes DNA Itu Penting, Tapi di Indonesia Banyak yang Belum Sadar, Kenapa?
VIPBANDARQLOUNGE – Tes DNA Itu Penting
Mendengar kata tes medical check-up, semua orang di Indonesia sudah sangat familiar. Tapi beda cerita jika bicara soal tes DNA atau biasa juga disebut tes genetika.
Padahal dengan tes DNA sejatinya setiap orang bisa mendapatkan informasi profil genetik diri. Di mana ini berguna untuk menentukan gaya hidup yang tepat, risiko kesehatan yang mengancam, serta mencapi kondisi tubuh yang diidamkan.
Tes DNA sendiri hadir dalam berbagai varian modul yang spesifik, bisa untuk berupa pemeriksaan kulit yang tujuannya untuk mengetahui jenis kulit, risiko berbagai jenis kelainan kulit, serta kebutuhan vitamin. Agar bisa mengetahui kecenderungan metabolisme tubuh yang bisa berbahaya bagi kesehatan dan respon terhadap jenis makanan tertentu.
Ada juga modul olahraga, yang gunanya agar kita memahami jenis olahraga yang paling tepat untuk diri, risiko cedera, dan irama sirkadian. Sampai tes DNA spesifik di nutrisi dan diet, supaya memahami jenis makanan apa saja yang berpengaruh besar pada berat badan, kecenderungan obesitas, dan respon olahraga terhadap berat badan.
VIPBANDARQ Namun di balik sederet manfaat yang ditawarkan, sayangnya pada kenyataannya seperti yang diungkapkan oleh Dr Erlin Soedarmo selaku Lab manager GI, tingkat kesadaran orang Indonesia akan pentingnya melakukan tes DNA ini masih sangat rendah.
Tes DNA Itu Penting, Tapi di Indonesia Banyak yang Belum Sadar, Kenapa?
“Iya masih sangat rendah, contohnya pas riset itu kita agak susah menemukan data orang Indonesia,” ungkap Dr Erlin saat dijumpai Okezone, Kamis (15/8/2019) dalam gelaran acara peluncuran “DNAku: Layanan Tes Genetika Berbasis Internet #KenalininiDNAku ,” di kawasan Gatot Soebroto, Jakarta.
Sebagai peneliti yang kesehariannya mengerjakan riset. Dr Erlin menilai ada dua faktor utama pemicu mengapa tingkat kepedulian orang Indonesia terhadap tes DNA sangat rendah. Padahal nyatanya, di dunia global, contohnya di Amerika yang namanya tes DNA sudah tren sejak 2003 silam.
Dr Erlin menyebutkan faktor akan kurangnya edukasi di masyarakat, dan juga soal mahalnya biaya akan tes DNA itu sendiri.
“Edukasi kurang, tahu dan paham pentingnya untuk tahu soal DNA. Masyarakat kita tuh masih kurang. Istilahnya mau ngapain sih tes DNA, nah kembali lagi ke pendidikan. Masyarakat banyak yang belum teredukasi kalau ini kepentingannya apa. Ditambah lagi mahal memang, ya karena memang mesinnya mahal, belajar teknologinya mahal. Bayangan masyarakat kalau tes DNA itu mahal, sayangnya kenyataannya memang seperti itu,” tambahnya.
AGENPOKER Selain itu, Dr Erlin sendiri tidak menampik memang rendahnya tingkat kepedulian masyarakat awam Indonesia perihal tes DNA ini. Juga ikut disumbang oleh pihak pemerintah. “Sekarang memang pemerintah masih fokus ke titik, gimana orang yang sakit ini jadi sehat. Program-program preventifnya belum banyak,” tutup Dr.Erlin.