BERITA UNIK BERITA VIRAL

Tak Disangka, Faktor Genetik Bisa Berperan dalam Risiko Bunuh Diri, Ini Buktinya!

Tak Disangka, Faktor Genetik Bisa Berperan dalam Risiko Bunuh Diri, Ini Buktinya!

VIPBANDARQLOUNGE – Tak Disangka
Siapa tak kenal Ernest Hemingway, penulis cerdas yang buku-bukunya menghiasi rak di toko buku seluruh dunia. Hemingway melakukan bunuh diri tiga minggu sebelum ulang tahunnya yang ke-62.

Tak disangka, ternyata 5 anggota keluarga terdekat Hemingway lainnya, yaitu ayahnya, dua orang saudaranya, dan cucunya, juga melakukan bunuh diri.

Diduga, beberapa anggota garis keturunan ayah Hemingway memiliki kondisi genetik tertentu yang membuat mereka berisiko melakukan bunuh diri.

Dikutip dari wikipedia, penyakit keturunan yang diderita keluarga Hemingway dikenal sebagai hemokromatosis. Di mana terjadi konsentrasi zat besi yang berlebihan di dalam darah.

Yang menyebabkan kerusakan pada pankreas dan juga menyebabkan depresi atau ketidakstabilan dalam cerebrum.

Hal ini diamini oleh DR. dr. Nova Riyanti Yusuf, SoKJ, yang baru saja meraih gelar doktor di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Kamis (11/7/2019).

“Faktor genetik berperan dalam risiko gangguan jiwa, termasuk bunuh diri. Bunuh diri bisa jadi output dari depresi berat yang tidak ditangani. Atau bunuh diri bisa jadi output skizofrenia yang ada bisikan-bisikan yang yang menyuruh seseorang bunuh diri.

Tak Disangka, Faktor Genetik Bisa Berperan dalam Risiko Bunuh Diri, Ini Buktinya!

VIPBANDARQ Jadi, bunuh diri itu output dari gangguan jiwa,” katanya dalam temu media di Gedung G Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok, pascasidang terbuka program doktoralnya.

Faktor risiko bunuh diri itu kompleks, tapi menurut perempuan yang akrab pula disapa Noriyu ini, bisa disederhanakan menggunakan teori biopsikososial, yaitu faktor biologi, psikologi, dan sosial.

Ia mencontohkan sebuah kasus yang pernah ditelitinya, yaitu kasus pelukis asal Yogyakarta yang melakukan bunuh diri. “Dicek biologinya, tidak ada keturunan bunuh diri di keluarganya.

Tapi begitu dicek psikologinya, ada kondisi kejiwaan yang ternyata tidak tertangani,” jelasnya.

AGENPOKER Si pelukis, kata Nova, setiap kali melukis, ia akan berdandan dengan sangat rapi, memakai sepatu dan kemeja. Semalaman ia memiliki energi berlebih untuk melukis, sambil menyanyi dan bersiul-siul. Ternyata, pada saat berkreasi, ia mengalami fase manik, bagian dari bipolar.

cs

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *