VIPBANDARQLOUNGE – Hal Yang Konon Bisa Menurun Ke Anak Banyak hal yang melekat pada orangtua dapat menurun kepada anak.
Gen memang menentukan hal dominan pada buah hati, biasanya dalam aspek fisik. Termasuk pula penyakit atau masalah kesehatan tertentu.
Namun Tak hanya itu saja ada hal unik seperti sikap, kebiasaan, maupun sifat orangtua juga dapat menurun ke anak. Seperti Gen insomnia atau sulit tidur. AGEN POKER
Berikut telah kami VIPBANDARQLOUNGE – informasi selengkapnya tentang Hal Yang Konon Bisa Menurun Ke Anak :
1.Gen Hobi Selingkuh
Gen DRD4 bertanggung jawab untuk mengatur kadar dopamin dalam tubuh kita. Dopamin adalah zat kimia yang dilepaskan di otak dan dikaitkan dengan hal-hal seperti motivasi dan kepuasan seksual
Tubuh kita merespons secara positif, menganggapnya semacam hadiah. Biasanya, dopamin ini dilepaskan saat hal-hal menyenangkan seperti memenangkan hadiah, berpesta, atau berhubungan seks.
Gen ini berpotensi untuk menurun kepada anak. Namun jangan takut, keberadaan gen ini tidak menjamin seseorang akan curang dalam hubungan.
2. Gen Kekerasan
Sementara itu perilaku kekerasan sering dikaitkan dengan varian gen MAOA dan cadherin 13 (CDH13).
Konon, orang dengan gen tersebut 13 kali lebih mungkin menjadi pelanggar hukum dibandingkan mereka yang tidak memilikinya. Ada 900 narapidana yang terlibat dalam penilitian ini bertanggung jawab atas total 1.154 pembunuhan. percobaan pembunuhan pembunuhan pria, dan serangan kekerasan .
Namun, memiliki gen ini sama sekali tidak menjamin bahwa seseorang akan menjadi kasar. Oleh karenanya tidak boleh dijadikan dasar justifikasi tuduhan tanpa bukti.
Bahkan, para peneliti mencatat bahwa sebagian besar orang dengan gen tidak akan pernah melakukan kejahatan. Mereka juga menambahkan bahwa efek gen dapat ditekan dengan pola asuhan yang tepat.
3. Gen Nyeri Punggung
Pada tahun 2018, para peneliti mengungkapkan penemuan tiga gen yang terkait dengan nyeri punggung kronis, yang dimiliki oleh 29.000 penderita. Jumlah tersebut adalah bagian dari 158.000 orang Eropa yang terlibat dalam penelitian ini.
Peneliti menemukan gen khusus, bernama SOX5 yang paling dominan dari ketiga gen.
Adapun dua gen lain, salah satunya berkaitan dengan pertumbuhan sumsum tulang belakang, sementara yang lain terkait dengan herniasi intervertebralis yakni suatu kondisi medis yang dapat menyebabkan sakit punggung.
4. Gen Pesimistis
Sebuah tim peneliti yang dipimpin oleh Rebecca M. Todd dari University of British Columbia telah menemukan bahwa menjadi pesimis atau hanya memiliki pikiran negatif semuanya dapat bermula dari gen. Gen yang bertanggung jawab akan hal ini adalah gen ADRA2B.
Namun, gen ADRA2B harus kehilangan beberapa asam amino untuk menyebabkan perilaku pesimistis. Orang dengan asam amino yang rendah akan memiliki kecenderungan untuk melihat peristiwa secara negatif.
Namun, hal itu kadang menguntungkan. Misalnya, mereka akan melihat hal-hal tidak beres seperti kriminal di jalan dengan lebih cepat.
Gen ADRA2B yang pesimistis ini ditemukan selama penelitian yang melibatkan 200 orang.
Sementara itu, beberapa peneliti, seperti Ahmad R. Hariri dari Universitas Duke, percaya bahwa gen pesimistis adalah kekeliruan. Ia mengatakan perilaku pesimistis tidak terkait dengan gen tunggal.
5. Cerewet
Sebuah studi yang dilakukan oleh Fakultas Kedokteran University of Maryland menunjukkan, hal-hal ini bisa terdapat dalam gen. Para peneliti mengungkap adanya gen FOXP2, yang merupakan salah satu dari banyak gen yang bertanggung jawab terkait sifat banyak bicara.
Gen FOXP2 mengeluarkan protein khusus di otak. Para peneliti telah mengaitkan protein itu dengan sifat wanita yang umumnya cenderung cerewet.
Penelitian ini melibatkan kelompok sampel kecil yang hanya terdiri dari sepuluh anak: lima laki-laki dan lima perempuan.
Pemeriksaan pada otak mereka mengungkapkan anak perempuan memiliki 30 persen lebih banyak protein yang dibuat oleh gen daripada anak laki-laki.
Meski demikian, penelitian ini membutuhkan eksperimen lebih lanjut. Mengingat penelitian yang telah dilakukan hanya melibatkan kelompok yang kecil.
6. Gen Trauma
Para peneliti telah menemukan bahwa orangtua dapat mentransfer efek dari pengalaman traumatis yang mereka derita kepada anak-anaknya, yakni melalui gen mereka.
Penelitian ini dipimpin oleh Dr. Rachel Yehuda dari Fakultas Kedokteran Icahn di Manhattan. Dr. Yehuda menjelaskan bahwa ketika orang mengalami peristiwa yang sangat traumatis, itu sebenarnya dapat mengubah gen. Perubahan ini diturunkan ke keturunan mereka.