Cara Berdamai dengan Inner Child untuk Kesehatan Mental Anak
VipbandarQ Register Inner child atau gambaran sosok diri kita saat masih kanak-kanak dapat mempengaruhi pola asuh orangtua pada anak.
Seperti disampaikan dokter spesialis Kejiwaan Zulvia Syarif bahwa mengenali inner child yang sehat atau tidak, penting agar tidak mempengaruhi kesehatan mental anak.
“Inner child itu gambaran sosok diri kita saat masih kanak-kanak. Jadi seperti, apakah kita sosok anak yang playfull, dapat kasih sayang? Atau kita tipe anak yang sering banget disalahkan?,” ujarnya saat talkshow BKKBN, Jumat (23/9/2022).
Zulvia menyontohkan, ketika seseorang memiliki inner child yang terluka, bisa jadi inner child tersebut disebabkan karena pernah mengalami kejadian traumatis, atau bahkan kurang kasih sayang. Sehingga, secara tidak sadar hal tersebut dapat mempengaruhi pola asuh.
“Kita perlu berdamai dengan diri kita sendiri dan membereskan inner child negatif yang ada dalam diri kita terlebih dahulu,” katanya.
Vivi juga mengilustrasikan inner child yang sehat itu seperti seseorang yang ingin bercanda dengan anak. “Itu salah satu inner child yang sehat.”
Namun seseorang yang mungkin pernah menjadi korban bullying atau pelecehan, bisa membuat seseorang memendam emosi dan akhirnya berdampak pada dirinya ketika dewasa.
“Seperti menjadi seorang yang suka marah-marah, bahkan sering terlibat konflik sama orang.” Tambahnya.
Dampaknya Bagi Mental Anak
Menurut Vivi, setiap manusia pasti memiliki 2 representasi dalam diri. Yaitu representasi diri sewaktu masih kecil (inner child), dan representasi sosok orang tua (inner parents).
“Inner child dan inner parents tidak di pengaruhi oleh gen, melainkan bawaan atau pola yang di dapatkan sewaktu dia di asuh oleh orang tuanya,” katanya.
Makanya, sering kali anak-anak bercermin dari apa yang menjadi kebiasaan orang tuanya, kata dia.
Tak sedikit juga dari mereka yang langsung mencontoh perilaku orang tua mereka. Misalnya, ada orangtua yang suka marah-marah atau sering merasa cemas (panikan). Hal tersebut bisa langsung di lihat dan dicontohkan oleh si anak. Terlebih lagi, jika anak tersebut masih berusia balita.
“Inner parents itu juga bisa berpengaruh ke parenting, lho. Ketika inner parents yang melekat dalam diri kita suka mengkritik, ngejudge, nyalahin anak, maka nantinya dalam pengasuhan anak, kita bisa lebih sering untuk menyalahkan diri sendiri dan sering mengkritik diri sendiri. Bahkan hal ini secara tidak sadar akan di lakukan ke anak kita kelak,” tambahnya.
Menyembuhkan Inner Child
Vivi mengatakan, ada 2 cara yang sekiranya dapat kita lakukan untuk mengurangi dan menyembuhkan inner child dalam diri kita, yaitu dengan self awareness dan self reminder.
1. Self awareness
Untuk membentuk self awareness, kita bisa mengawali dengan merenung atau menulis jurnal sebagai refleksi bagi diri kita.
Belajar untuk bertanya kepada diri sendiri “kenapa ya saya bisa seperti ini?” atau “apa sih yang jadi penyebabnya?”
2. Self-reminder
Sangat penting mengingatkan diri kita sendiri untuk berubah dari kebiasaan atau hal yang buruk, ketika kita tahu bahwa ternyata kita memiliki inner child negatif.
Misalnya, sewaktu kecil kita merasa tidak pernah mendapatkan kasih sayang, maka kita coba mengingatkan diri kita untuk lebih menyayangi diri kita sendiri, terutama mengapresiasi diri.
Sebelum menyayangi anak maupun orang lain, ada kalanya kita perlu menyayangi diri kita sendiri terlebih dahulu.
Hal tersebut memang sederhana, tapi jarang di lakukan oleh banyak orang, termasuk bagi yang sudah menjadi orang tua.
VipbandarQ Register
BINGUNG MAU DEPOSIT TAPI ATM JAUH ?
MANFAATKAN E-WALLET ATAU PULSAMU SEKARANG JUGA !
DEPOSIT MUDAH DAN NYAMAN TANPA RIBET
HANYA DI VIPBANDARQ, GABUNG SEKARANG JUGA !
MENERIMA DEPOSIT SELURUH BANK YANG ADA DI INDONESIA !
📱 VIA PULSA TELKOMSEL & XL POTONGAN TERMURAH !
📞 WA : +855963992014
/bit.ly/8vipsuper.xyz