VipbandarQ Loung
7 Cara Mereview Bagaimana cara mereview buku? Memahami cara mereview buku adalah proses meringkas buku berdasarkan analisis dan mencari fakta-faktanya. Meski cara review buku di lakukan dengan mengungkap opini, tetapi opini tersebut di buat berdasarkan fakta.
Liputan6.com lansir dari berbagai sumber, cara mereview buku di lakukan dengan tujuh langkah. Ca ra mereview buku di mulai dengan menuliskan identitas buku secara singkat, kemudian membaca dan mencatat hal-hal penting secara ringkas, hingga menuliskan kesimpulan.Cara mereview buku di lakukan dengan memberikan informasi, gambaran, dan gagasan kepada diri sendiri serta orang lain. Cara mereview buku, secara umum di lakukan dengan membahas kelebihan dan kekurangan buku tersebut sesuai fakta yang ada, bukan opini semata.
Cara Mereview Buku dan Penjelasannya
Memahami cara mereview buku sama dengan cara mereview jurnal penelitian, musik, film, makanan, hingga lagu. Hanya saja, cara mereview buku lebih kompleks karena banyak yang harus di ulas. Ca ra mere view buku adalah meringkas buk u berdasarkan analisis dan fakta.
Cara mer eview buku di lakukan dengan memberikan informasi, gambaran, dan gagasan kepada diri sendiri serta orang lain. C ra mereview buku, secara umum dil akukan dengan membahas kelebihan dan kekurangan buku tersebut sesuai fakta yang ada, bukan opini semata.
Meski cara mereview buku juga pasti melibatkan opini penulis, tetapi opini dari cara mereview buku tetap di bentuk atau dis ampaikan berdasarkan fakta. Cara mereview buku ini berlaku untuk buku fiksi dan buku non-fiksi. Ini cara mereview buku yang Liputan6.com lansir dari berbagai sumber:
1. Cara mereview buku adalah di mulai dengan membaca sekilas dari awal sampai akhir dan menuliskan identitas buku yang terpenting saja, tidak perlu sangat lengkap.
– Judul
– Pengarang
– Penerbit
– Tahun Terbit
– Jumlah Halaman
2. Cara mereview buku adalah mencatat hal-hal penting dari setiap bagiannya yang bisa di tulis menjadi ringkasan. Dalam proses mencatat, pilih aspek terpenting dari buku sesuai dengan judul buku, tema, plot, alur, karakter, gaya bahasa, analisis, penjelasan, dan lain sebagainya.
3. Cara mereview buku adalah akan lebih baik dengan melengkapi catatan dengan kutipan langsung dari penulis atau dalam kisah buku fiksi. Cara mereview buku demikian, akan membuat review menjadi lebih menarik dan mudah dip ahami pembaca.
4. Cara mereview buku setelah selesai mencatat hal-hal penting, lanjutkan dengan menulis kesimpulan dengan singkat dan manis. Jangan asal membuat kesimpulan, tetapi sesuaikan sudut pandang pembaca dengan fakta yang berhasil di temukan ketika mencatat hal-hal penting.
5. Cara mereview buku adalah pastikan bisa menemukan jenis buku yang serupa. Tujuannya untuk membandingkan dan memperkuat opini berdasarkan banyak fakta yang di ungkapkan.
6. Cara mereview buku bagian akhir adalah memberikan peringkat dengan jumlah bintang tertentu. Bahas apa saja yang perlu di pertimbangkan saat pembaca akan membeli buku tersebut.
7. Cara mereview buku, jangan lupa untuk menutupnya dengan hal-hal yang paling mudah d iingat dari buku tersebut, lalu menuliskannya.
Cara Mereview Buku dan Contohnya
Apabila sudah memahami cara mereview buku, kemudian simak contoh review buku. Ini contoh review buku oleh Faturochman yang dit erbitkan Universitas Gajah Mada:
REVIEW BUKU
Faturochman
Judul : The Roots of Modern Social Psychology
Pengarang : Robert M. Farr
Penerbit : Blackwell Publishers, Oxford
Tahun Terbit : 1996
Jumlah Halaman : 204
Pada suatu seminar proposal untuk penelitian doktor dalam bidang psikologi, seorang penyaji mengemukakan berbagai konsep yang akan d ijadikan acuan dalam penelitiannya.
Seorang peserta seminar tertarik untuk tahu lebih banyak, maka terjadilah dialog sebagai berikut. Teori pokok yang Anda gunakan apa?
T : teori apa yang Anda gunakan?
J : saya eklektif.
T : di antara sejumlah teori yang di gunakan itu, apa yang paling diu tamakan
J: tidak ada
Sampai di situ penanya menjadi terbungkam. Baginya, akan sangat sulit di mengerti bila suatu penelitian tidak di landaskan pada pemikiran yang kuat. Cara yang paling mudah untuk melakukannya adalah dengan mengambil suatu teori sebagai pokok pikiran. Ini tidak berarti bahwa teori tersebut di ambil bulat-bulat dan tanpa mempedulikan kemungkinan menggunakan teori lain.
Ilustrasi di atas di maksudkan untuk mengantarkan pada permasalahan yang akan di sampaikan dalam review ini. Apabila seseorang akan meneliti tanpa tahu teori pokok yang di gunakan, dapat di pastikan penelitian itu ahistor. Memang memungkinkan bila dipandang secara sepintas bahwa teori dan sejarah tidak terkait. Namun teori tidak dapat dil epaskan dari sejarahnya. Kesadaran inilah salah satu pendorong Robert M. Farr untuk menulis The Roots of Modern Social Psychology, Lebih spesifik lagi, dia tidak hanya tertarik pada sejarah psikologi sosial tetapi khusus pada akarnya.
Akar psikologi sosial ternyata bisa menjadi bahasan yang panjang dan mendalam sehingga buku setebal 200 halaman lebih itu sebenarnya masih dapat dipanjangkan lagi. Sementara itu, menulis sejarah tidak akan cukup hanya berkutat pada akarnya. Tulisan sejarah psikologi sosial yang membahas perkembangannya jelas akan lebih panjang. Menyadari akan hal ini Farr juga membatasi fokus tulisan pada sejarah institusi daripada ide. Kombinasi dari akar dan kelembagaan ini tentu saja ada dimensi waktunya.
Di samping hal-hal yang menarik, ada juga beberapa catatan yang perlu di simak agar pembacak dapat mengantisipasi dan tidak merasa kecewa. Misalnya, bagi yang pernah membaca sejarahid psikologi sosial sebelumnya akan menemukan repetisi isi buku ini. Ini adalah hal yang tidakad terindahkan dalam menulis buku sejarah. Penulis bahkan secara tegas menyatakan bahwa Bab I banyak mengutip artikel Allport (1954) dan Jones (1985). Isi pokok Bab 2 di landaskan padaj. tulisan Danzinger (1979) sedangkan Bab 3 banyak di ilhami tulisan Jahoda (1992).
Ada beberapa ungkapan yang di ulang. Pada satu sisi upaya ini dapat mengingatkan pembaca tentang ide yang di bahas. Pada sisi lain cara seperti ini kadang membosankan. Misalnya ia kontroversi antara Lewin dengan Heider (h. 114 115) tampaknya akan lebih menarik bila di ungkapkan secara lebih sistematis sehingga ungkapannya tidak di ulang meskipun dengan cara a yang berbeda. Demikian juga ketika menyatakan peran kakak beradik Floyd dan Gordon Allport (h. 117) merupakan pengulangan dari pernyataan yang di kemukakan sebelumnya. Ada beberapa contoh lain tentang hal ini.
Manfaat apa yang dapat di ambil bila membaca buku ini? Hal yang paling utama setelahnya membaca sejarah suatu disiplin ilmu adalah munculnya kesadaran tentang perkembangan disiplina tersebut. Kesadaran ini akan mengarahkan para akademisi dan ilmuwan untuk melihat ulang apaal yang pernah ada. Pada masa sekarang ini teknologi telah memberi kemudahan untuk melakukang itu.
CD-ROM dengan cepat dapat memberi informasi tentang penelitian sebelumnya. Dengan memanfaatkannya, seorang peneliti akan tahu di mana letak penelitiannya dalam perkembangan ilmu bidang tertentu. Dia akan tahu pasti konsep yang di gunakan, tidak sekedar tahu namanya tapi al yang lebih penting adalah isi dan maknanya. Dengan demikian penelitipun tidak dengan mudah menulis: “penelitian ini adalah yang pertama sebelumnya belum pernah di teliti. ***
KEPUSTAKAAN
Allport, G.W. 1968. The Historical Background of Modem Social Psychology. Dalam Lindzey, & Aronson, E. (eds.) The Handbook of Social Psychology. Second edition. Addison-Wesleya Publishing Company, London.
Holton, RJ. 1996. Classical Social Theory. Dalam Turner, B.J. (ed.) The Blackwell Companion Social Theory, Blackwell, Oxford.
Moscovici, S. 1996. Symbolic Interactionism in the Twentieth Century: the Rise of Empirical Social Theory. Dalam Turner, B.J. (ed.) The Blackwell Companion to Social Theory.
VIpbandarQ Register
BINGUNG MAU DEPOSIT TAPI ATM JAUH ?
MANFAATKAN E-WALLET ATAU PULSAMU SEKARANG JUGA !
DEPOSIT MUDAH DAN NYAMAN TANPA RIBET
HANYA DI VIPBANDARQ, GABUNG SEKARANG JUGA !
MENERIMA DEPOSIT SELURUH BANK YANG ADA DI INDONESIA !
📱 VIA PULSA TELKOMSEL & XL POTONGAN TERMURAH !
📞 WA : +6281381734654 /bit.ly/vipsuper8aa