VIPBANDARQ : Manfaat Mengejutkan Buah Duku – Meski buah ini cukup populer, tidak semua orang tahu manfaatnya. Rasanya yang beragam mulai dari manis hingga asam membuat duku menjadi buah yang banyak menjadi incaran.
Buah duku atau Lansium parasiticum adalah jenis buah yang masih satu keluarga dengan buah langsat. Perbedaannya, buah duku memiliki daging yang lebih tebal, rasa yang lebih manis, dan lebih tahan lama.
Manfaat Mengejutkan Buah Duku
Mencegah sembelit
Salah satu masalah pencernaan yang sering terjadi adalah sembelit. Kondisi ini biasanya terjadi akibat asupan serat tidak tercukupi dengan baik.
Nah, salah satu cara untuk mencegah sembelit adalah dengan mengonsumsi buah duku. Pasalnya, dalam 100 gram buah duku mengandung 4,3 gram serat yang baik untuk sistem pencernaan Anda.
Menambah energi dan menjaga sistem saraf
Manfaat buah duku selanjutnya adalah untuk membantu proses pengolahan karbohidrat menjadi energi dan menjaga keselarasan fungsi sistem saraf.
Hal ini karena buah duku mengandung beragam jenis vitamin B, seperti thiamin, riboflavin, dan niasin.
Membantu meningkatkan kekebalan tubuh dan mencerna lemak
Selain vitamin B, buah duku juga mengandung vitamin C. Manfaat vitamin C yang terkandung dalam buah ini dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan membantu mencerna lemak tubuh.
Jika Anda sedang menjalani diet, buah ini bisa jadi pengganti camilan makanan manis. Apalagi, serat yang terkandung di dalamnya juga dapat membuat Anda kenyang lebih lama.
Sebagai obat anti malaria
Selain dagingnya, ternyata biji buah duku juga bermanfaat untuk kesehatan, yakni sebagai obat anti malaria.
Penelitian terhadap biji duku sebagai obat malaria telah dilakukan oleh beberapa ahli dari Thailand dan Inggris yang diterbitkan dalam jurnal Phytochemistry.
Dari penelitian tersebut ditemukan hasil bahwa ekstrak biji duku dapat dimanfaatkan untuk mengobati penyakit malaria falciparum.
Mencegah tumor pada kulit
Bukan hanya itu, daun dari buah duku juga dapat bermanfaat untuk mencegah perkembangbiakan tumor pada kulit.
Hal ini berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mugio Nishikawa di laboratorium Tokushima Bunri University, Jepang.