VipBandarQ Lounge Søren Kierkegaard adalah seorang filsuf eksistensialisme terkenal dari Denmark. Ia telah membahas banyak hal seperti agama, etika, moralitas, dan sebagainya. Tak hanya itu, dia juga turut menganalisa kehidupan manusia, yang ia sebut sebagai “individu tunggal,” dan melihat pentingnya pilihan pribadi serta komitmen di dalamnya.
Pada tahun 1843, dia menulis sebuah buku yang berjudul Fear and Trembling. Di dalamnya, ia menceritakan seorang anak laki-laki yang berjuang melawan kecemasan dan depresi. Beberapa abad kemudian, pemikirannya masih membantu orang-orang yang bergumul dalam kecemasan. Untuk lebih jelasnya, mari kita simak 7 kutipan Søren Kierkegaard di bawah ini. VipBandarQ
Kecemasan mirip dengan rasa pusing. Mereka yang menengok ke bawah jurang akan merasa pusing. Tapi, apa alasannya? Hal itu terjadi karena mereka merasa dirinya jatuh ke dalam jurang, walau nyatanya mereka tidak harus menengok ke bawah
Seperti yang kita ketahui, mereka yang bergumul dengan kecemasan sering menyalurkan kecemasannya melalui tubuh mereka. Mengapa? Tentu saja karena mereka kesulitan untuk menemukan kata-kata yang tepat untuk menggambarkannya. Kierkegaard memberikan solusinya dalam kutipan yang cukup relevan ini.
Oleh karena itu, kecemasan adalah kebingungan akan kebebasan. Hal ini muncul ketika kita ingin mencari kebebasan, tetapi melihat ke “bawah” untuk mencarinya
Lewat kutipan ini, Kierkegaard mencoba menjelaskan bagaimana kecemasan dapat membatasi kita untuk menjadi diri kita yang sebenarnya. Ketika merasa cemas, kita seringkali terdiam dan pada akhirnya justru menyiksa diri senddiri. Ini adalah satu dari beberapa efek buruk kecemasan yang berlebihan.
Kecemasan dapat merasuk ke dalam alam bawah sadar, dan karenanya memiliki tempatnya tersendiri dalam psikologis kita
Kierkegaard menulis kutipan ini dalam bukunya yang terbit pada tahun 1844, The Concept of Anxiety. Di dalamnya, ia menganalisa sensasi kecemasan melalui metafora dan analogi. Gaya penulisannya terkadang ironis dan membuat kita menyadari kalau kecemasan dapat membelah jiwa kita menjadi dua: diri kita sendiri dan satu sosok yang selalu “mengganggu” kita.
Kecemasan bisa terlihat dari keheningan, juga dari sebuah teriakan
Ada banyak kebenaran dalam kutipan ini. Kecemasan dapat terlihat secara “menonjol,” khususnya ketika seseorang menunjukkan gejala yang jelas seperti aliran energi yang tidak terkendali seperti pusing, berkeringat, gugup, dan lainnya. Namun terakdang, efek dari kecemasan juga tidak bisa dilihat dari luarnya saja.
Jika manusia adalah binatang atau malaikat, maka mereka tidak akan mendapatkan kecemasan. Karena manusia adalah gabungan dari “binatang” dan “malaikat,” dia bisa merasa cemas. Semakin besar kecemasannya, semakin besar pula manusia itu
Dalam pemikirannya yang sangat eksistensialis, Kierkegaard memberi tahu kita kalau umat manusia terombang-ambing di antara dua kodrat, yakni sebagai malaikat sekaligus binatang. Di satu hari, kita mungkin dapat bersikap baik dan bijaksana. Namun di hari berikutnya, kita mungkin akan bersikap gegabah atau agresif.
Perubahan mendadak ini akan memunculkan riak pada orang-orang di sekitar kita. Dalam prosesnya, perubahan ini akan memengaruhi ketenangan dan kedamaian orang lain, lalu memicu lebih banyak kecemasan di sekitar kita.
Kecemasan hanya dapat digantikan oleh kebebasan yang bisa didapatkan dengan cara yang keras
Dalam kutipan yang paradoks ini, Kierkegaard mengungkit ironi hidup bebas tanpa kecemasan. Dia menyatakan kalau manusia ingin bebas sepenuhnya dari kecemasan, maka manusia harus hidup melalui kecemasan. Namun, bagaimana caranya? Ironisnya, perasaan bebas hanya dapat ditempuh dengan perasaan gelisah itu sendiri.
Menjadi bebas mengharuskan kita untuk melepaskan “rem” kecemasan untuk menerima dan memuaskan keinginan spiritual kita
Mempelajari bagaimana menerima kecemasan sebagai bagian dari kehidupan kita dan mengatasinya dari sudut pandang eksistensial sekaligas spiritual (pemikiran khas Kierkegaard) adalah apa yang ia sarankan untuk kita lakukan.
Mungkin saja umat manusia diberikan sensasi ini karena suatu alasan. Mungkin saja takdir manusia adalah solusi untuk masalah kecemasan tersebut. Terlepas dari hal itu, kita harus optimis ketika menghadapi kecemasan dan tidak membiarkannya mengganggu pencarian kebahagiaan kita. VipBandarQ
Nah, itu tadi 7 kutipan Søren Kierkegaard untuk kalian yang sering merasa cemas. Semoga setelah membaca kutipan-kutipan di atas kecemasan di dalam diri kalian berkurang ya!