VipBandarQ Lounge Smartphone mengalami perkembangan sangat pesat dalam 1 dekade terakhir. Masing-masing pabrikan pun berlomba-lomba menghadirkan inovasi yang belum pernah ada sebelumnya.
Smartphone mengalami perkembangan sangat pesat dalam 1 dekade terakhir. Namun, hal ini tidak terjadi begitu saja. Ada banyak kegagalan yang terjadi sebelum formula yang tepat akhirnya ditemukan. Masing-masing pabrikan sama-sama mengalami trial and error, beberapa di antaranya bahkan tak sempat dilepas ke pasaran.
Smartphone mengalami perkembangan sangat pesat dalam 1 dekade terakhir. Namun, hal ini tidak terjadi begitu saja. Ada banyak kegagalan yang terjadi. Nah, biar kamu gak penasaran, ini dia deretan HP yang dianggap gagal sehingga keberadaannya akhirnya dilupakan.
Palm Phone
Seperti namanya, ponsel ini sangat kecil, hanya seukuran kartu ATM. Namun, ia memiliki fungsi penuh sebagai smartphone. Ditujukan untuk mendukung gaya hidup minimalis, ponsel ini didesain untuk menggantikan ponsel berukuran besar atau menjadi ponsel cadanganmu.
Namun, sebagai HP cadangan, fungsinya bisa dengan mudah digantikan oleh smartwatch. Selain itu, performanya juga kurang memuaskan jika kamu ingin menggunakannya sebagai smartphone utama. VipBandarQ
LG Optimus 3D
Smartphone dengan layar 3D sepertinya adalah konsep yang revolusioner. Hal inilah yang coba diwujudkan oleh LG lewat Optimus 3D pada tahun 2011 silam. Ponsel ini juga dilengkapi dua kamera untuk menangkap foto dan video tiga dimensi.
Namun, terlalu banyak keterbatasan yang dimiliki ponsel ini. Ketika masuk ke mode 3D, resolusi layar berkurang menjadi setengahnya. Selain itu, minimnya konten-konten berbasis tiga dimensi juga membuat HP ini tidak bisa menunjukkan kemampuannya.
Xiaomi Mi MIX AlphaAkhir tahun lalu, Xiaomi mengumumkan Mi MIX Alpha yang digadang-gadang sebagai smartphone masa depan. Ponsel ini memiliki layar yang membungkus bodi 360 derajat dan dipersenjatai dengan spesifikasi yang gahar. VipBandarQ
Sayangnya, smartphone ini hanya berakhir sebatas konsep. Sebagai ponsel yang mengusung konsep baru, Xiaomi gagal mengomunikasikan potensi-potensi dari Mi MIX Alpha. Selain itu, biayanya yang luar biasa mahal membuatnya gagal diproduksi massal.
Samsung Galaxy Beam
Samsung pernah membuat Galaxy Beam, sebuah Android smartphone yang dilengkapi dengan proyektor built-in. Fitur ini memungkinkanmu untuk menembakkan tampilan layar ke berbagai permukaan untuk bisa dilihat lebih banyak orang.
Namun, proyektor bukanlah fitur esensial yang sehari-hari digunakan banyak orang. Terlebih lagi, Samsung harus mengorbankan banyak komponen lain hanya untuk menanamkan sebuah fitur yang gak terlalu penting.
YotaPhone
Pada 2013, sebuah perusahaan asal Rusia bernama Yota membuat YotaPhone. Smartphone ini memiliki dua layar di masing-masing sisinya, yaitu LCD untuk layar utama dan layar monokrom di bagian belakang. Secara konsep, ponsel ini menarik karena kamu bisa membaca lebih nyaman dengan layar di bagian belakang yang minim konsumsi daya.
Namun, menggunakan dua layar berarti mengorbankan banyak komponen lain, khususnya baterai. YotaPhone hanya mengandalkan baterai berkapasitas 1.800 mAh, yang justru membuat fitur utamanya jadi kurang berguna.
Dell Streak 5
Samsung bukanlah pabrikan pertama yang membuat phablet lewat seri Notenya. Pada 2010, Dell lebih dulu meluncurkan Dell Streak 5, sebuah phablet dengan layar 5 inci. Kalau dibandingkan dengan ponsel zaman sekarang, ukurannya terasa kecil banget.
Meski spesifikasinya sangat tinggi pada masanya, HP ini justru gagal di pasaran. Ukurannya yang besar saat itu tidak diperuntukkan bagi semua orang. Pada saat rilis, HP ini juga menggunakan versi Android yang ketinggalan zaman.
Ditambah lagi, Dell membuat UI khusus untuk memanfaatkan ukuran layar secara maksimal. Namun, hal ini justru membuatnya kurang intuitif dan sulit dioperasikan. VipBandarQ
Sony Xperia Play
Tak bisa dimungkiri, kamu mungkin sangat tertarik dengan Sony Xperia Play saat pertama kemunculannya. HP ini menawarkan pengalaman bermain ala PlayStation dan memiliki controller fisik dengan desain slide.
Ada puluhan judul game yang bisa kamu mainkan, termasuk beberapa game PS One. Kelebihannya menjadikannya sebagai gaming smartphone pertama di dunia.
Namun, di masa itu, Android masih belum siap dengan ponsel gaming. Hampir tidak ada Android game yang mendukung controller yang dimiliki Xperia Play, selain yang sudah bekerja sama dengan Sony. Selain itu, controller fisik juga membuat ponsel ini terlalu tebal dan mahal.
Meizu Zero
Meizu Zero digadang-gadang menjadi smartphone tanpa lubang pertama di dunia. Itu artinya, HP ini tak memiliki port USB, earphone jack, dan slot kartu SIM. Tak ada pula lubang speaker maupun tombol fisik. Meski begitu, ia masih memiliki lubang kecil untuk mikrofon.
Sayangnya, smartphone tanpa lubang bukanlah nilai jual yang menarik bagi konsumen. Selain itu, tidak adanya lubang USB untuk mengisi daya membuat ponsel ini harus berada di charging dock selama proses pengisian daya.
Energizer P18K
Mungkin ini adalah salah satu kegagalan paling konyol dalam industri smartphone akibat kesalahan dalam membaca pasar. Memang, semua orang menginginkan kapasitas baterai besar bagi ponselnya. Namun, yang dilakukan Energizer sungguh di luar dugaan.
Energizer menciptakan smartphone dengan kapasitas baterai 18 ribu mAh, yang diklaim mampu bertahan hingga 50 hari dalam sekali charge. Meski spesifikasinya lumayan, bentuknya yang setebal batu bata membuatnya gagal total sebelum diproduksi massal.
Wah, kadang inovasi yang menurut seseorang menarik ternyata gak bisa diterima dengan baik oleh pasar. Deretan HP di atas jadi contohnya. Mana yang menurutmu paling menarik?